Mohon tunggu...
Abdurrazzaq Zanky
Abdurrazzaq Zanky Mohon Tunggu... Petani - petani.

Senang membaca segala jenis buku, nulis diary, mengamati lingkungan alam dan sosial, menertawakan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Memoar Tak Bernama

4 November 2024   20:15 Diperbarui: 4 November 2024   21:54 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Kutuliskan semua ketika pandemi benar-benar telah mengepung seluruh negeri.

Pada suatu malam sepi, di sebuah pelosok, di antara bunyi-bunyian binatang malam

yang menggurit kenangan. Aku coba bayangkan bagaimana semua ini nanti jadinya.

Betapa inginku mendengar suara-suara orang bijak dari menara-menara abad.

Betapa kuingin keluar dari kepompong zaman. Berdiri di keluasan wawasan semesta.

Meninjau dari waktu yang abadi ini semua.

Kutuliskan semua ini ketika hantu-hantu ketakutan menjulurkan tangan ke setiap

pintu. Menyeruak seketika dari kebutaan malam. Merampas bocah-bocah dari

kejernihan masa depan. Menelantarkan bayi-bayi dalam buaian ketidakpastian.

Merenggut cerita-cerita tenang, cita-cita bersahaja para pesakitan, memadamkan

api unggun kehangatan dalam satu tiupan yang tak berbelas kasihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun