Mohon tunggu...
Abdurrahman Jtk
Abdurrahman Jtk Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat

Saya rumit. Sesederhana itu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ngapain Sholawat

5 Maret 2021   15:31 Diperbarui: 5 Maret 2021   17:27 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

seperti deras hujan ini

menderu setiap yang dipeluk

atap sèng yang glotakan, berteriak-teriak

batu bata malu-malu kucing, tetapi menyerap

kesegaran dan memperkokoh diri

dan sholawat

Tuhan bilang akan mengamatimu

lebih seksama dan tetap

tersenyum meski kau mengucapkannya terpaksa

Nabi panutan kita tidak tega

ketidaktahuan kebingungan kita mencari yang sejati

secara halus beliau bergurau, siapa saja

yang tidak ingin seperti

orang paling pelit sedunia,

seyogyanya ucapkan sholawat

.

dunia memang teramat kecil

dibanding perhatian Tuhan untuk

hamba-hamba

sahaya, yang pasti makan

tak peduli apapun jabatannya, secerdas

semodern, setingkat elit-elit global sekalipun

tetap akan makan

tentu saja sahaya, karena tidak makan setahun saja tidak bisa

dan sholawat

memeluk sahaya berlinang air di pelupuk mata

menamainya rindu

menjadikannya kekasih

melenyapkan kilasan benda

selain perjumpaan paling bahagia

.

"apa ya musik kesukaan kekasihku?"

kerinduannya membuncah

"aku akan mengejutkannya."

inisiatifnya melankoli

dan sholawat

berbisik ke dalam tidur rindu

Tuhan mencintai ciptaanNya

setiap bangun tidur

mencintai sesamanya

sebagai ciptaan

sebagai dirinya

.

sholawat

pada tahap paling awal

memang sepertinya hanya

perlu diucapkan

sebab Tuhan yang segera tertarik kepada

tingkah absurd kita,

sudah serupa jalan

yang selama ini kita cari

yang terucap

yang teratap

di kedalaman paling sunyi

hati azali

(Pete, Maret 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun