Tanggal 9 April 2024 merupakan malam berakhirnya kita untuk berpuasa atau lebih dikenal sebagai malam takbiran. Malam takbiran ini memiliki keistimewaan seperti takbiran di masjid, pawai mengelilingi kota, dan lain sebagainya.Â
Ternyata, Masjid Jogokariyan masih banyak yang hadir untuk menambah pahala dan membayar zakat sebelum hadirnya hari raya Idul Fitri. Masjid Jogokariyan merupakan masjid yang populer bagi kalangan warga Jogja dan wisatawan. Masjid ini berada di Jalan Jogokaryan nomor 36, Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta.
Awal mula terbentuknya Kampung Ramadhan Jogokariyan bermula dengan pembagian makanan buka puasa gratis kepada masyarakat sekitaran Yogyakarta dan wisatawan.Â
Namun, siapa sangka? Kampung Ramadhan Jogokariyan ini sudah berlangsung selama 18 tahun. Bermula dari pembagian makanan sekitar 600 sampai 700, kini Masjid Jogokariyan mampu membagikan makanan sampai 3000 porsi untuk warga Jogja dan wisatawan yang ingin berbuka puasa di Masjid Jogokariyan.
Hari-hari menjelang lebaran, Masjid Jogokariyan ternyata masih menyediakan menu berbuka puasa bagi umat Islam yang ingin berbuka di masjid ini. Masjid Jogokariyan menyediakan menu makanan seperti ayam gulai, semur daging, hati, dan ampela. Tidak berhenti di situ, untuk menambah kenikmatan makanan tersebut diberi bumbu cabai kecap dan minuman yang menyegarkan seperti es timun, es teh, dan air es.
Tentunya, takbiran ini dilakukan sejak sejak matahari terbenam di hari terakhir bulan Ramadan hingga sebelum salat Idul Fitri. Takbiran ini bisa dilakukan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri, takbiran ini bisa dilaksanakan di masjid, rumah, dengan suara yang lantang atau kecil sesuai dengan keadaan sekitar dan kemampuan masing-masing.
Tentunya, zakat fitrah ini menjadi hal penting bagi kita yang beragama Islam, bagaimana tidak? Zakat ini masuk kedalam rukun Islam, sehingga membayar zakat merupakan hal penting bagi umat Islam.Â
Hal ini juga terdapat pada hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, hadist ini berbunyi "Wajib bagi setiap Muslim untuk membayar zakat fitrah, yakni sejumlah makanan pokok, yaitu satu sha' gandum atau kurma atau satu sha' lainnya yang biasa dikonsumsi di daerah masing-masing."
Setelah kamu menunaikan ibadah di masjid, kamu boleh menikmati keseruan yang ada pada Tugu Jogja pada saat malam takbiran. Selasa (9/4/2024) diadakannya pawai yang berlokasi di Tugu Jogja, pawai takbir ini akan mengelilingi kota Jogja sambil memainkan alat musik drumband untuk mengiringi takbiran tersebut.
Karnaval Takbir Potorono berlokasi di Lapangan Mertosanan hingga lapangan Potorono. Selanjutnya ada "Festival Takbir Mergangsa" yang berlokasi di Museum Perjuangan hingga jalan Menukan. Tidak berhenti di situ, ada "Pawai Takbir AMM Kotagede" dilaksanakan dari jalan Nyai Pembayun hingga jalan Mondorakan.
Parade Takbir Kalitirto juga merupakan pawai yang dilaksanakan di Lapangan Kalitirto, kemudian ada "Gema Takbir Jogja" berlokasi di Komplek Masjid Gedhe Kauman, dilanjutkan dengan "Festival Takbir PHBI Pleret" yang diadakan di lokasi Lapangan Sultan Agung Kapenewom Pleret dan masih banyak lagi acara atau festival yang diadakan untuk memeriahkan malam takbiran ini.
Tentunya, dari banyaknya festival atau acara yang dilaksanakan pada saat malam takbiran ini menjadikan kota Yogyakarta memiliki budaya atau tradisi pawai setiap malam takbiran. Hal ini membuat para pengunjung menjadi senang karena adanya penampilan pawai dan keseruan saat malam takbiran tiba.
Kemudian barisan belakang pawai membawa balon yang berwarna kuning dan putih serta menyalakan kembang api. Tentunya, saat pawai ini dilaksanakan akan diputar suara takbiran yang disambungkan pada sound system untuk memperkeras suara tersebut untuk menambah rasa dan keseruan pawai tersebut.
Ternyata, tidak hanya ada satu rombongan yang melaksanakan pawai. Ada rombongan lain yang ikut pawai untuk mengelilingi kota Jogja tepatnya pada Tugu Jogja, rombongan ini dihiasi dengan Quartoom di bagian baris depan, kemudian diikuti dengan senar, marching bell, simbal, bass drum, dan lain sebagainya untuk memeriahkan malam takbiran ini. Dilanjutkan dengan barisan yang memegang bendera drumband yang berwarna kuning dan biru.
Tentunya, hal ini membuat lokasi Tugu Jogja lebih tepatnya pada jalan Jendral Sudirman, Gowongan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, membuat jalan raya menjadi macet.Â
Namun, hal ini bisa diatasi oleh pihak Kepolisian Republik Indonesia yang sedang bertugas untuk mengatur arus lalu lintas Tugu Jogja agar tidak terjadi macet. Hal ini diungkapkan oleh Inspektur Polisi Dua (IPDA) Aprisyafitri dari Satreskrim Polresta Yogyakarta. Beliau ditugaskan untuk mengamankan dan mengatur lalu lintas serta pengamanan takbiran.
Kemudian IPDA Aprisyafitri memberikan imbauan kepada masyarakat untuk selalu menjaga keamanan dan ketertiban saat berlalu lintas. Hal ini diungkapkan oleh IPDA Aprisyafitri saat diwawancara pada tanggal 9 April 2024.
"Diharapkan masyarakat yang melakukan takbir keliling ya harus menjaga keamanan, tidak boleh semena-mena baik itu yang misalkan naik motor harus memakai helm, taat aturan lalu lintas, kemudian peserta yang lain diharapan jangan menyalakan mercon, kembang api dan lain sebagainya," ucap IPDA Aprisyafitri.
"Malam ini malam sakral ya, takbiran ya diharapkan tujuannya ya takbiran, bukannya orang-orang mabuk-mabukan, kemudian membawa senjata tajam, itu yang tidak kami harapkan. Tujuannya agar Jogja itu nyaman dan damai," tambah IPDA Aprisyafitri.
Sekian keseruan malam takbiran di kota Yogyakarta, semoga kita bisa bertemu lagi di bulan suci Ramadhan untuk meningkatkan amal ibadah dan menambah pahala kita. Semoga kita bisa melihat pawai takbir keliling di tahun depan agar bisa menikmati suasana dan keseruan malam takbiran di kota Yogyakarta.