Sahabat Kompasianer pernah membaca novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy?
Barangkali ada yang sudah pernah. Tapi, tidak menutup kemungkinan juga ada yang belum pernah membacanya.
Baiklah, pada artikel kali ini sedikit saya review novel tersebut. Sebenarnya, sudah lama sekali saya membaca novel tersebut. Seingat saya tahun 2018 lalu.
Berkenaan dengan novel tersebut, Habiburrahman El-Shirazy menuturkan dalam prolognya bahwa novel tersebut sesungguhnya hasil perenungannya terhadap QS. Al-Anfāl (8) ayat 45-47.
Allah SWT berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya (berzikir dan berdoa) agar kamu beruntung. Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang (riya’) serta menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah meliputi segala yang mereka kerjakan.” (QS. 8: 45-47)
Ayat di atas berkenaan dengan peristiwa pada Perang Badar. Umat Islam dihadapkan dengan musuh yang begitu besar dari segi kuantitasnya. Meskipun secara kuantitas kecil, tapi dalam peperangan ini umat Islam meraih kemenangan yang gemilang.
Faktor utama yang menjadi penentu kemenangan tersebut ialah karena keteguhan hati lantaran iman yang ada pada umat Islam. Sedangkan kaum musyrikin mengalami kekalahan lantaran bangga dengan banyaknya jumlah, kemudian menganggap remeh kekuatan lawan. Demikian tutur Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar.
Di samping itu juga, Habiburrahman El-Shirazy menuturkan bahwa spirit ayat di atas sesungguhnya merupakan kunci kemenangan bagi orang-orang yang beriman ketika menghadapi musuh yang berat. Musuh yang menghampiri dari segala arah. Musuh yang siap meruntuhkan bangunan keimanan orang-orang yang beriman. Musuh itu dapat berupa hawa nafsu yang liar, godaan syahwat terhadap lawan jenis, lingkungan yang tidak bersahabat, dan sebagainya.
Dalam konteks kekinian, Habiburrahman El-Shirazy juga menuturkan bahwa orang-orang Mukmin sedang dihadapkan dengan musuh-musuh berat yang akan berusaha meruntuhkan bangunan keimanannya.
Perilaku-perilaku menyimpang seperti pergaulan bebas, free sex, pornografi, dan lain-lain yang mewabah, baik itu di Indonesia sendiri maupun di negara-negara lain. Oleh karena itu, setiap Mukmin mesti berhati-hati, sebab jika tidak, maka iman itu boleh jadi akan lenyap kapan dan di mana saja. Semoga Allah SWT melindungi kita dari hal yang demikian.
Spirit QS. Al-Anfāl (8): 45-47
Dalam QS. Al-Anfāl (8) ayat 45-47 di atas tadi, Allah SWT memberikan petunjuk bagi orang-orang yang beriman dalam menghadapi musuh-musuh iman tersebut. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, Allah SWT memerintahkan supaya berteguh hati dan banyak-banyak menyebut nama-Nya dengan berzikir dan berdoa.
Kedua, menaati perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.
Ketiga, Allah SWT memerintahkan supaya menguatkan kesabaran.
Keempat, tidak bersikap angkuh dan riya’ kepada manusia serta menghalangi orang dari jalan Allah SWT.
Sekilas tentang Bumi Cinta
Spirit dari QS. Al-Anfāl (8) ayat 45-47 itulah yang ditanamkan oleh Habiburrahman El-Shirazy lewat tokoh rekaan santri yang bernama Muhammad Ayyas dalam novel Bumi Cinta tersebut.
Muhammad Ayyas dihadapkan dengan musuh-musuh iman yang amat sangat dahsyat. Muhammad Ayyas hidup di negeri yang paling bebas sedunia, yaitu Rusia.
Sebagian besar penduduk Rusia adalah penganut paham free sex radikal. Selain itu, Rusia juga merupakan negara pengakses situs porno terbesar di dunia. Oleh sebab itulah, tidak mudah bagi Muhammad Ayyas merawat dan mempertahankan imannya.
Dikisahkan dalam novel tersebut bahwa Muhammad Ayyas tidak henti-hentinya menyebut nama Allah dan setiap saat juga ia selalu beristighfar. Salat ia pelihara betul waktunya. Setiap selesai salat, Muhammad Ayyas selalu berdoa kepada Allah SWT memohon agar diteguhkan keimanannya dan berlindung dari godaan-godaan setan yang terkutuk.
Selesai berdoa, Muhammad Ayyas melanjutkan dengan membaca dan mentadaburi ayat-ayat Al-Qur’an dan tidak pernah ketinggalan zikir pagi-petangnya. Amalan-amalan itulah yang dilakukan Muhammad Ayyas setiap harinya dalam upaya membentengi dirinya dari musuh-musuh yang akan menggerogoti imannya.
Begitulah dahsyatnya perjuangan Muhammad Ayyas dalam mempertahankan imannya di negeri yang menganut paham kebebasan. Untuk lebih detailnya, silahkan sahabat sekalian baca kisah perjuangan Muhammad Ayyas dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy itu.
Novel itu syarat dengan makna dan pelajaran, terutama bagi kaum muda yang sedang berupaya keras mempertahankan keimanannya di tengah zaman yang krisis moral ini. Oleh sebab itu, sayang jika dilewatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H