Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bahaya Dendam Ditinjau dari Sisi Psikologis, Kesehatan, dan Sosial

12 Januari 2025   15:17 Diperbarui: 12 Januari 2025   15:17 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Orang Dendam (Sumber: Meta AI)

Setiap kita berpotensi terserang penyakit dendam ini. Namanya juga manusia, tidak akan pernah lepas dari kekhilafan. Oleh sebab itu, Islam masih menoleransi bagi kita yang, misalnya, tidak bisa menguasai marah dengan cepat terhadap orang lain yang menyinggung perasaan kita, yaitu dengan menghindarinya.

Tujuannya adalah untuk menenangkan dan menguasai amarah kita. Maka, Nabi memberi waktu tiga hari, karena waktu tiga hari tersebut dianggap sudah cukup buat meredakan kemarahan.

Dalam waktu tiga hari itu berupayalah untuk mengelola dan menjernihkan hati kita supaya jangan ada sedikit pun kebencian yang tersisa. Lalu sambunglah tali persahabatan dan persaudaraan dengannya kembali. Jangan sampai sifat dendam itu merusak tali persahabatan dan persaudaraan kita.

Nabi mengingatkan:

“Tidaklah halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari; keduanya bertemu tetapi saling memalingkan mukanya. Dan yang paling baik di antara keduanya ialah yang memulai lebih dahlu mengucapkan salam.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)

Persaudaraan Kemanusiaan

Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan. Oleh sebab itu, sebagai Muslim tak semestinya kita menjadi penebar kebencian apalagi sampai menyulut permusuhan. Api permusuhan akan merusak pergaulan hidup dalam masyarakat. Jika pergaulan hidup bermasyarakat rusak, maka akan sulit bersinergi dalam melakukan kebaikan. 

Kunci keharmonisan hidup bermasyarakat adalah saling tolong menolong dalam kebaikan. Sebagaimana Al-Qur’an menyatakan:

“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya.” (QS. 5: 2)

Tali persaudaraan yang kuat akan mendorong sinergitas untuk terus membangun masyarakat yang beradab dan gemar melakukan kebaikan. Oleh sebab itu, jika ada di antara saudara kita yang berselisih atau bertikai, maka segeralah didamaikan, jangan malah ditambah keruh suasananya.

Al-Qur’an menegaskan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun