Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Konsep Ikigai dalam Islam

4 Januari 2025   14:15 Diperbarui: 4 Januari 2025   14:08 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Orang Jepang (Sumber: Meta AI)

Konsep ikigai yang termuat dalam doa di atas tadi tidak akan berarti apa-apa jika kita tidak memahami apa tujuan hidup, lalu berjuang untuk mencapai tujuan hidup itu. 

Orang yang tidak memahami tujuan hidup niscaya tidak akan menemukan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan. Maka, kenalilah siapa diri kita. Dari mana kita berasal dan untuk apa kita diciptakan. 

Ada ungkapan: "Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya". Jika sudah mengenal Tuhan, maka akan tahulah kita, untuk apa kita diciptakan. Begitulah cara kita mengetahui alasan hidup itu.

Sebenarnya kita beruntung punya Al-Qur'an. Al-Qur'an itulah yang memberikan kita tuntunan dalam menjalani kehidupan. 

Mereka yang mengikuti petunjunk Al-Qur'an niscaya hidupnya akan selamat dunia dan akhirat. "Wa al-salmu 'al man ittaba'a al-hud. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk", (QS. 20: 47).

Orang-orang yang berpegang kepada petunjuk Al-Qur'an tidak akan pernah kehilangan tujuan hidup. Hidupnya selalu diorientasikan dalam rangka pengabdian kepada Allah. Sebab, mereka tahu bahwa tujuannya diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah. 

Sebagaimana Al-Qur'an menegaskan: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku", (QS. 51: 56). 

Inilah core utama alasan hidup kita. Cita-cita kita harus kita ejawantahkan dalam rangka beribadah kepada Allah. Dengan demikian, perjuangan (mujahadah) kita dalam meraih cita-cita tersebut akan bernilai amal saleh di sisi Allah SWT, insya Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun