Inilah konsep ikigai bagi seorang Muslim. Bagi seorang Muslim, apalah arti kehidupan itu jika tidak berjuang untuk kemaslahatan agama, kemaslahatan hidup dunia dan akhirat, serta menebar kemanfaatan.
Selama kita masih dalam koridor itu, maka selama itu pulah Allah takdirkan kehidupan untuk kita. Tapi sebaliknya, jika hidup kita tidak membawa manfaat untuk agama, jiwa, dan kehidupan, maka kematian adalah cara Allah menutup segala pintu keburukan bagi kita.Â
Oleh sebab itu, kematian bukanlah hal yang mesti kita takutkan selama kita masih berada dalam koridor alasan hidup itu. Tapi justru, kehidupan itulah yang harus kita takuti jika hidup yang kita jalani keluar dari koridor alasan hidup itu.Â
Maka, Nabi Muhammad SAW pun mendorong kita agar hidup menebar manfaat, sebagaimana disampaikan dalam hadisnya: "Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermafaat bagi orang lain".
Cita-Cita adalah Alasan Hidup
Saya yakin, setiap kita pasti punya cita-cita. Cita-cita adalah salah satu di antara alasan kita hidup. Sebab, cita-cita menuntut kebulatan tekad, perjuangan, ketekunan, dan kesabaran.Â
Mereka yang tidak punya tekad, tidak mau berjuang, tidak mau bersabar dalam perjuangan, dan malas-malasan adalah orang-orang yang tidak memahami tujuan hidup.Â
Maka, diam berarti mati, sekalipun berjasad. Sementara mereka yang sungguh-sungguh berjuang dalam meraih cita-cita adalah mereka yang memahami mengapa harus hidup.Â
Cita-cita adalah perjuangan menuju manusia yang bermanfaat. Cita-cita itu harus tetap kita kontrol agar ia tetap berada dalam koridor memelihara agama, memelihara jiwa, dan menebar kemanfaatan bagi kehidupan.Â
Alasan-alasan ini harus kita pelihara dan pertahankan dalam hidup kita. Alasan hidup inilah yang membuat kita terus semangat menjalani kehidupan yang sarat tantangan ini.
Memahami Tujuan Hidup