Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Revolusi Diri

1 Januari 2025   05:51 Diperbarui: 1 Januari 2025   05:51 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Revolusi Diri (Sumber: Meta AI)

Cobalah baca biografi orang-orang hebat. Mereka menjadi hebat karena pandai memanfaatkan waktu untuk melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas diri mereka. Dengan membaca biografi mereka, insya Allah, kita akan termotivasi dengan spirit mereka dalam memanfaatkan waktu.

Kedua, tinggalkan hal-hal yang tidak berguna bagi diri kita. Kadangkala, kita ini terlalu sibuk dengan urusan-urusan yang tidak penting. Apalagi di era media sosial ini.

Lihatlah, berapa banyak waktu yang kita habiskan hanya untuk menatap media sosial. Apalagi pekerjaannya cuma stalking story atau status orang lain di media sosial. Benar-benar sesuatu yang tidak bermanfaat.

Beda halnya jika kita memanfaatkan media sosial tersebut dengan hal-hal positif, seperti membaca status-status yang menambah wawasan dan ilmu pengetahuan atau kita membagikan sesuatu yang sifatnya inspiratif dan bermanfaat bagi diri dan orang lain.

Nah, kalau yang begini no problem, malah sangat dianjurkan dalam rangka meng-upgrade diri menjadi lebih baik. Ingat pesan Nabi:

"Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat baginya." (HR. Tirmidzi)

Ketiga, fokuslah dengan cita-cita kita. Cita-cita itu mulia. Cita-cita harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Berikan porsi perhatian yang besar terhadap cita-cita kita. Jika tidak demikian, boleh jadi cita-cita kita hanya akan menjadi angan-angan saja.

Cita-cita itu berbeda dengan angan-angan. Buya Hamka menjelakan bahwa cita-cita adalah buah pandangan yang timbul sesudah melihat barang yang nyata walau bagaimanapun sukarnya, demi manfaat bagi diri dan masyarakat. Sedangkan angan-angan adalah khayalan, mimpi di waktu bangun, laksana si pungguk merindukan bulan.

Oleh sebab itu, orang yang memiliki cita-cita, ia akan berjuang dengan sepenuh hati dan sekuat tenaganya untuk meraihnya. Dengan bercita-cita, maka akan menuntun kita menjadi pribadi hebat dan berkualitas.

Sahabat! Mari kita siapkan amunisi-amunisi perang melawan hawa nafsu. Apa pun yang menghambat kita untuk maju menuju perubahan positif, maka hanya satu kata: LAWAN.

Jangan biarkan diri kita larut dalam kemalasan, kegusaran, dan kegalauan. Jika kita larut dalam hal-hal yang membuang energi itu, maka bersiap-siaplah bahwa kekalahan itu akan nyata di depan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun