Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Bisnis

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kesebelasan Bukan one-Man Show, Saatnya Fokus pada Sistem, Bukan Kambing Hitam

11 Januari 2025   05:29 Diperbarui: 11 Januari 2025   05:29 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Team kesebelasan Indonesia  (foto repro-Kompas.com)

Joachim Lw, pelatih Jerman saat itu, mendapatkan dukungan penuh dari federasi, mulai dari fasilitas latihan hingga pemain yang lahir dari akademi-akademi terbaik di negara itu.

Tim seperti Manuel Neuer, Toni Kroos, Thomas Mller, dan Mesut zil adalah produk dari sistem tersebut. Kemenangan telak 7-1 atas Brasil di semifinal menunjukkan bahwa kekuatan Jerman tidak hanya ada pada pelatih, tetapi pada kerja tim yang terorganisasi dengan baik dan dukungan sistemik yang kuat.

Belanda: Filosofi Total Football dan Kekuatan Kolektivitas

Belanda, meskipun belum pernah memenangkan Piala Dunia, adalah pelopor gaya sepak bola modern dengan filosofi Total Football. Filosofi ini dikembangkan oleh pelatih legendaris Rinus Michels, yang mengandalkan fleksibilitas pemain untuk bertukar posisi di lapangan, menciptakan gaya permainan yang dinamis dan sulit diprediksi. Total Football menjadi landasan yang memperlihatkan bagaimana kekuatan kolektivitas dan kerja sama menjadi pusat permainan.

Di Piala Dunia 2010, di bawah asuhan Bert van Marwijk, Belanda menunjukkan kerja sama yang kuat dengan mengandalkan pemain-pemain seperti Wesley Sneijder, Arjen Robben, dan Robin van Persie. Meskipun mereka tidak bermain dengan gaya Total Football seperti generasi sebelumnya, filosofi kolektivitas tetap terlihat dalam permainan mereka.

Belanda melaju hingga final dengan pendekatan yang pragmatis namun tetap mengandalkan kerja sama tim yang solid.

Kekalahan mereka di final melawan Spanyol adalah bukti bahwa sepak bola bukan hanya tentang bakat individu atau strategi pelatih, tetapi juga tentang momen-momen kecil di lapangan yang ditentukan oleh sistem yang lebih besar.

Belanda tetap menjadi contoh negara yang konsisten menghasilkan pemain hebat karena sistem pembinaan mereka yang kuat, didukung oleh akademi seperti Ajax yang menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

Belanda juga memberikan pelajaran penting, meskipun belum pernah meraih gelar Piala Dunia, mereka selalu menjadi kekuatan besar karena dedikasi mereka terhadap filosofi sepak bola yang menempatkan tim di atas segalanya.

Setiap generasi pemain Belanda membawa semangat kerja sama dan fleksibilitas yang membuat mereka tetap kompetitif di tingkat internasional.

Mengapa Sepak Bola Indonesia Harus Belajar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun