Konsep ini memastikan bahwa lulusan tidak hanya memiliki pengetahuan teoretis, tetapi juga keterampilan praktis yang relevan dengan pasar tenaga kerja.
Filosofi martabak mengajarkan bahwa produk yang berhasil adalah produk yang relevan dengan kebutuhan pelanggan. Dalam konteks pendidikan, ini berarti sistem pendidikan harus adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja, seperti halnya penjual martabak yang menyesuaikan topping sesuai selera pembeli.
Pendidikan harus mampu "menghidangkan" lulusan yang siap bersaing di pasar kerja, baik dari segi kompetensi teknis maupun soft skills.
Perbandingan Pendidikan dan Link and Match
Keempat negara ini menunjukkan pendekatan yang berbeda dalam mengelola pendidikan untuk mendukung kebutuhan lokal maupun global. Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pemerataan kualitas, namun Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas untuk inovasi pembelajaran.
Malaysia berhasil mengintegrasikan pendidikan vokasi dengan kebutuhan ekonomi lokal. Singapura menjadi contoh sukses dalam menciptakan daya saing global melalui teknologi dan meritokrasi, meskipun tekanan akademik menjadi isu.
Thailand memberikan akses pendidikan gratis dengan fokus pada keterampilan praktis, meski kualitas tenaga pengajar masih menjadi perhatian.
Ketidakmerataan mutu pendidikan di Indonesia menjadi hambatan besar dalam implementasi Ujian Nasional yang seragam.
Kesenjangan infrastruktur dan kompetensi guru memperbesar disparitas hasil pendidikan antarwilayah. Belajar dari negara-negara tetangga, konsep Link and Match perlu menjadi prioritas untuk menyelaraskan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja.
Solusi Gunakan UN sebagai Alat Pemetaan.Â