Bang Jarwo bilang, "Awalnya gue cuma mau bertahan, tapi ternyata malah berkembang." Jadi, kalau hidup kasih kita lemon, yaudah bikin es lemon. Kalau hidup kasih kita mie instan, tambahin telur biar makin enak.
Optimisme Teman Sejati di Tengah Kesulitan
Optimisme itu seperti nasi dalam hidup. Kalau nggak ada, rasanya hambar. Banyak orang sukses bukan karena mereka punya banyak uang, tapi karena mereka percaya kalau masa depan lebih baik dari sekarang.
Misalnya, seorang pengusaha kecil yang baru buka usaha gorengan di gang sempit, tetap yakin suatu hari dia bisa punya cabang di jalan besar.
Optimisme bikin kita berani coba hal baru. Ingat, kegagalan itu cuma belokan, bukan akhir jalan. Kalau usaha kita belum berhasil, mungkin Tuhan lagi ngajak kita ambil rute yang lebih indah.
Syukur, Cara Ampuh Mengelola Uang
Coba deh, tanya sama orang yang selalu merasa cukup. Rata-rata mereka hidupnya tenang. Kok bisa? Karena mereka tahu cara bersyukur. Syukur itu seperti sambal---bikin hidup kita lebih "nendang."
Misalnya, kalau cuma punya uang buat makan nasi sama tempe, tetap syukuri. Tempe itu protein lokal yang sehat dan bikin kita tetap bertenaga. Malah lebih baik daripada ngutang buat makan steak, tapi setelah itu stres mikirin cicilan.
Saya punya teman yang bilang, "Gue tuh kaya dalam kebahagiaan, bukan dalam saldo." Awalnya saya ketawa, tapi lama-lama paham juga. Dia nggak pernah pusing mikirin apa yang nggak dia punya, karena dia fokus pada apa yang sudah dia punya.
Uang Itu Alat, Bukan Tujuan
Jadi, uang itu bukan segalanya. Uang hanya alat untuk mencapai hal-hal yang lebih besar: hidup yang nyaman, membantu orang lain, atau sekadar menikmati hari-hari tanpa terlalu banyak tekanan.