Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Bisnis

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

BUMN Tak Maksimal, PAJAK jadi Tumbal ?

24 Desember 2024   08:02 Diperbarui: 24 Desember 2024   08:02 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi BUMN (Kompas)

Perum LPPNPI (AirNav Indonesia): Rp659,19 miliar, untuk modernisasi sistem navigasi udara.

Alokasi ini menunjukkan komitmen besar pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur dan pengembangan sektor strategis. Namun, masalah muncul ketika hasil dari investasi ini tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Banyak BUMN yang menerima PMN tetap mencatat kerugian, dan potensi keuntungan yang diharapkan sering kali tidak terealisasi.

Misalnya, proyek Jalan Tol Trans-Sumatera menghadapi tantangan rendahnya tingkat pengembalian investasi dalam jangka pendek, sehingga memerlukan suntikan dana tambahan yang terus membebani APBN.

Doble Buntung , APBN Tergerus dan Potensi Untung  Hilang

 

Ketika PMN terus dialokasikan tanpa menghasilkan kontribusi yang optimal, negara menghadapi kondisi "doble buntung." Di satu sisi, APBN terkuras untuk menopang BUMN yang tidak efisien. Di sisi lain, potensi keuntungan dari aset strategis ini hilang karena manajemen yang buruk, inefisiensi, dan politisasi jabatan.

Masalah ini tidak hanya membebani negara, tetapi juga rakyat. Ketika BUMN gagal memberikan kontribusi maksimal, pemerintah mengandalkan kenaikan pajak, seperti PPN, untuk menutupi defisit anggaran.

Dampaknya, rakyat menanggung beban ganda: pajak yang lebih tinggi dan subsidi tidak langsung untuk BUMN yang merugi.

Solusi Menghindari Doble Buntung

BUMN seharusnya menjadi motor penggerak ekonomi, bukan beban yang terus menggerogoti APBN. Untuk itu, reformasi pengelolaan menjadi kebutuhan mendesak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun