Melewati badai itu tidak mudah, tetapi meraih pelangi itu jauh lebih sulit. Namun, saya percaya Gibran mampu melakukannya. Ia punya potensi, ia punya keberanian. Yang ia butuhkan sekarang adalah refleksi, keberanian untuk berubah, dan tekad untuk meninggalkan warisan yang tak terlupakan.
Mampukah dia? Saya percaya jawabannya adalah: ya. Tetapi waktu dan langkah berani akan menjadi buktinya.
Narasi ini adalah suara cinta---cinta pada pemimpin muda, pada bangsa, dan pada harapan akan perubahan. Namun, cinta membutuhkan kritik agar tumbuh menjadi lebih baik. Jika Anda tersentuh oleh tulisan ini, sebarkanlah, karena kritik tidak hanya untuk Gibran, tetapi juga untuk saya sebagai penulis
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI