Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Bisnis

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gibran, Melewati Badai Meraih Pelangi (Narasi Imajiner Orang Tua yang Peduli dan "Cawe-Cawe")

23 November 2024   19:47 Diperbarui: 23 November 2024   22:50 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampai kapanpun orang tua akan selalu cawe cawe (ilustrasi foto Kompas.com)

Melewati badai itu tidak mudah, tetapi meraih pelangi itu jauh lebih sulit. Namun, saya percaya Gibran mampu melakukannya. Ia punya potensi, ia punya keberanian. Yang ia butuhkan sekarang adalah refleksi, keberanian untuk berubah, dan tekad untuk meninggalkan warisan yang tak terlupakan.

Mampukah dia? Saya percaya jawabannya adalah: ya. Tetapi waktu dan langkah berani akan menjadi buktinya.

Narasi ini adalah suara cinta---cinta pada pemimpin muda, pada bangsa, dan pada harapan akan perubahan. Namun, cinta membutuhkan kritik agar tumbuh menjadi lebih baik. Jika Anda tersentuh oleh tulisan ini, sebarkanlah, karena kritik tidak hanya untuk Gibran, tetapi juga untuk saya sebagai penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun