mencumbui sejarah,Â
darah tak perlu tumpah
menyambut benderang,Â
tanpa harus asah pedang
mengalahkan pekat,Â
tanpa takut digilas gelap.
gelombang menjulang,
senyum kecerdasan mengembang
Sajak tersebut patut digunakan sebagai tafsir terhadap perjalanan sang waktu (siang, sore, malam, dan pagi), yang mesti akan dilalui dan diakrabi oleh manusia. Manusia tidak akan bisa menghindari rotasi sang waktu, karena sang waktu akan selalu mengikuti, menuntut, dan membelit dirinya. Ketika manusia diberi kesempatan (waktu) untuk hidup, maka manusia akan dihadapkan pula dengan waktu untuk meninggalkan dunia, alias kematian.
Tahun 2021 sebentar lagi akan atau telah berpisah dengan kita, pergi ke ufuk sejarah, masuk dalam periuk bumi, bercengkrama dengan malaikat pencatat amal, dan menjadi nostalgia yang dikenang oleh manusia sebagai pelakunya. Apa yang diperbuat manusia dalam hidupnya sudah diantarkan dan dilabuhkan oleh sang waktu menuju titian Tuhan. Sesal sudah pasti mengekspresi dalam diri manusia tatkala sang waktu sudah pergi di saat ia merasa kalau selama tahun 2021 belum mampu mendisain dirinya jadi penggali kebenaran (mujtahid),  pembangun gerakan pembaharuan (mujaddid), dan  aktif menunjukkan peran-peran sebagai pejuang (mujahid).