Mohon tunggu...
Abdul Rahman Azis
Abdul Rahman Azis Mohon Tunggu... Petani - Pegiat Desa

Membaca, Menulis, dan Membumi di Desa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketahanan Pangan dan Pusingnya Perangkat Desa @KompasianaDESA

25 Januari 2025   00:48 Diperbarui: 25 Januari 2025   00:48 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi (Sumber: Pexel)

Beberapa menit kemudian, sambil menikmati semangkuk cuanki yang panas, Tarmin melanjutkan obrolannya.

"Dick, kemarin saya ikut zoom meeting membahas implementasi Kepmendesa 3 Tahun 2025."

"Wah, bagus tuh. Ada pencerahan nggak dari yang kamu ikuti, Min?" tanya Dicky penasaran.

Tarmin menggelengkan kepala, "Pusing malah. Soalnya, dua kementerian itu kayaknya belum selaras."

"Hahaha, untung saya nggak ikutan zoom-nya!" Dicky tertawa kecil, merasa lega.

"Dasar kamu! Suruh ikutan zoom aja males, apalagi baca regulasi," cibir Tarmin.

"Lah, kan biasanya saya minta rangkumannya aja dari kamu, hehehe."

Tarmin melanjutkan, "Jadi gini, Dick. Dari zoom itu, Kemendesa diwakili Dirjen PDP bilang kalau Kepmendesa 3 Tahun 2025 itu sifatnya Mandatori. Artinya, ketahanan pangan harus melalui penyertaan modal BUMDesa, kalau desa memiliki BUMDesa. Atau bisa juga melalui lembaga ekonomi desa, atau bahkan membentuk Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) ketahanan pangan."

"Berarti, ketahanan pangan yang udah kita input di menu kegiatan dan belanja, harus dipindah ke pembiayaan 2 sebagai penyertaan modal?" Dicky menebak.

"Yup, betul banget!" jawab Tarmin.

"Lalu, kemarin dari Kemendagri juga bilang, di Siskeudes, ketahanan pangan cuma ada di menu belanja. Kalau dipindahin ke pembiayaan dua, itu nggak bisa ditagging. Kan masalah juga tuh!" kata Dicky mulai panik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun