Mohon tunggu...
abdulrahmanazis
abdulrahmanazis Mohon Tunggu... Petani - Pegiat Desa

Membaca, Menulis, dan Membumi di Desa

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Abdul Rahman Azis, Literasi dengan "Kampoeng Mbaca"

10 Januari 2025   18:21 Diperbarui: 10 Januari 2025   18:21 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto Pribadi 

"Alip sini jangan takut, ularnya baik kok tidak akan menggigit,"bujuk Wawan Ketua RSSI.

Wawan mensosialisasikan aneka satwa yang ia bawa, mulai dari ular, iguana, sugar glider, dan yang lainnya. Ia menjelaskan bahwa ular itu ada yang berbisa dan tidak, ular juga memiliki habitatnya ada di sungai, darat, laut, hutan, dan sawah.

"Anak-anak kalau melihat ulat di sawah jangan dibunuh ya, karena ular sawah membantu petani membasmi tikus. Kalau ular sawah diburu dan dibunuh akan terjadi ledakan hama tikus yang berakibat petani gagal panen,"kata Wawan menasehati anak-anak Kampoeng Mbaca.

Mengenal Budaya Lokal

Salah satu aspek penting bidang literasi adalah pelestarian budaya lokal yang merupakan warisan tradisional. Warisan tradisional terdiri dari nilai-nilai, adat istiadat, seni, dan pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Untuk mengenal warisan budaya lokal yang ada di desa, Kampoeng Mbaca berkolaborasi dengan Kang Entus salah satu pegiat musik tradisional Majalengka. Kang Entus memperkenalkan alat musik celempung dan karinding, alat musik tradisional ini khas Jawa Barat yang terbuat dari bambu.

"Anak-anak alat musik ini terbuat dari bahan apa, siapa yang tau?,"tanya kang Entus".

"Terbuat dari bambu,"jawab anak-anak Kampoeng Mbaca secara serentak.

Kang Entus, menjelaskan bahwa alat musik celempung  dan  karinding ini tidak sebatas alat musik yang menghasilkan bunyi. Alat musik ini memiliki nilai-nilai filosofi, "Hariring nu ngadalingding." Artinya nyanyian yang menentramkan. Maknanya yaitu agar kita bersikap sederhana, hidup rukun tentram dalam kedamaian dan hidup penuh kasih sayang,"ujar Kang Entus.

Taman Bermain

Konsistensi Azis dalam mengembangkan gerakan literasi di desa dengan membangun jejaring sosialnya, Kampoeng Mbaca mendapatkan bantuan taman bermain melalui program sosial hearing dari Yayasan Erick Thohir Foundation. Kegiatan ini dikerjakan secara swadaya masyarakat, bahu membahu membuat taman bermain  yang ramah anak.

"Taman bermain ini sangat dibutuhkan anak-anak di desa, karena kita tahu bahwa minim sekali ada taman bermain yang ramah anak di pelosok desa. Sekarang anak-anak tidak harus pergi jauh ke taman kota untuk menikmati arena bermain. Ini merupakan buah dari kerja-kerja kolaborasi dalam meningkatkan gerakan literasi di desa,"kata Azis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun