Rasulullah SAW dikenal lebih pemalu dibandingkan seorang gadis yang berada dalam pingitan. Ini adalah bentuk akhlak luhur yang mencerminkan kesempurnaan moral. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri, disebutkan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ حَيَاءً مِنَ الْعَذْرَاءِ فِي خِدْرِهَا وَإِذَا كَرِهَ شَيْئًا عُرِفَ فِي وَجْهِهِ
"Rasulullah Sholallahu 'alaihi wasallam lebih pemalu daripada gadis dalam pingitan. Jika beliau tidak menyukai sesuatu, kami dapat mengetahuinya dari wajah beliau." (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Tawadhu‘ dalam Urusan Rumah Tangga
Meskipun Rasulullah Sholallahu 'alaihi wasallam adalah pemimpin umat, beliau tidak pernah merasa tinggi hati. Beliau sering terlibat dalam pekerjaan rumah tangga dengan penuh keikhlasan. Aisyah Radhiallahu 'anha berkata:
كَانَ يَخْصِفُ النَّعْلَ، وَيَرْقَعُ الثَّوْبَ، وَيَعْمَلُ فِي بَيْتِهِ كَمَا يَعْمَلُ أَحَدُكُمْ فِي بَيْتِهِ
"Rasulullah biasa menjahit pakaiannya sendiri, memperbaiki sandalnya, dan melakukan pekerjaan rumah seperti halnya orang lain di rumahnya." (HR. Ahmad)
3. Menolak Kemewahan dan Hidup Sederhana
Ketika Rasulullah SAW memilih tidur di atas tikar kasar hingga meninggalkan bekas di tubuhnya, ini mencerminkan kesederhanaan yang luar biasa. Beliau menolak segala kemewahan dunia. Rasulullah berkata:
مَا لِي وَلِلدُّنْيَا، إِنَّمَا مَثَلِي وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَرَاكِبٍ قَالَ فِي ظِلِّ شَجَرَةٍ، ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
"Aku tidak ingin kemewahan dunia ini, aku hanya seorang hamba. Aku bahagia jika dapat hidup sederhana." (HR. Bukhari dan Muslim)