Mohon tunggu...
Abdul Munawar
Abdul Munawar Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Motivator, Enterpreneur, Konten Kreator, Penulis

email : abdulmunawar950gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Secangkir Kopi, Apakah Rasa Malu & Tawadlu Masih Relevan di Zaman Serba Digital?

25 September 2024   09:45 Diperbarui: 25 September 2024   10:04 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesimpulan

Di tengah gempuran kebebasan berekspresi di era digital, rasa malu sebagai bagian dari iman tidak boleh diabaikan. Rasulullah Sholallahu 'alaihi wasallam telah memberikan teladan bahwa malu dan tawadhu‘ adalah sifat mulia yang menjaga kehormatan dan martabat seorang muslim. Malu bukan berarti lemah, melainkan kekuatan yang mencegah kita dari keburukan. Maka, marilah kita kembali menanamkan rasa malu dalam diri kita, bukan malu untuk berbuat baik, tetapi malu ketika melanggar aturan Allah dan melupakan akhlak yang telah dicontohkan oleh Rasulullah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun