Perolehan suara yang hampir seratus persen ini membuat pemerinatahan Karolin-Heriadi menjadi efektif karena didukung penuh oleh parleman dan rakyat Landak. Maka tidakk heran jika banyak prestasi yang bisa dicapai oleh Karolin. Dari sisi pelaksanaan demokrasi, fakta calon tunggal memang dianggap kurang sehat. Namun realitas politik di suatu kawasan, terutama di Kabupaten Landak belum terlihat kompetitor politik yang memadai. Atau bisa jadi, partai-partai yang menyediakan kader-kadernya untuk ikut berkompetsisi melihat lebih rasional dan realistis. Dann memang, dalam perjalanannya, pemerintahan Karolin-Heriadi dipersepsi cukup efektif dan jauh dari sikap otoriterianistik.
Â
Menjadi Calon Gubernur
Saat itu, teka Teki tentang siapa yang akan diusung PDIP dalam Pilkada Kalimantan Barat (Kalbar) tahun 2018 terjawab sudah. Hari Minggu (7/1/2018) Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarno Putri mengumumkan secara resmi bahwa Partainya menugaskan Karolin Margret Natasa sebagai Cagub Kalbar dan Suryadman Gidot sebagai untuk mendampingi Karolin sebagai cawagub (Calon Wakil Gubernur). Penugasan terhadap Karolin memiliki sejumlah alasan logis diantaranya prestasinya sebagai anggota DPR RI dan ketugannya dalam menjalankan reformasi birokrasi di Kabupatenn Landak. Dalam banyak kesempatan kampanye sebagai cagub, Karolin selalu menegsakan bahwa Propinsi Kalimantan Barat memerlukan perhatian yang khusus dan fakus pada pada empat permasalahan yaitu, Â pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pertanian.
KPU Kalbar menetapkan tiga calon yang memenuhi syarat pada 12 Februari 2018. Pasangan dari jalur perseorangan Kartius dan Pensong dinyatakan tidak lolos karena tidak mampu memenuhi syarat jumlah minimal berkas dukungan. Keesokan harinya, 13 Februari 2018, KPU menetapkan nomor urut masing-masing calon setelah melakukan pengundian
No. Urut
Calon Gubernur
Calon Wakil Gubernur
Partai Politik Pengusung
Jumlah Perolehan Suara dan Kursi DPRD di Pemilu 2014
1