Mohon tunggu...
niha nur fauzyah
niha nur fauzyah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

joogging

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masih Ada

27 Maret 2024   20:21 Diperbarui: 27 Maret 2024   20:34 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti hal nya pada Hari pernah masuk kelas 2 SMA. Panji telah berhasil mewarnai kanvas ku yang sudah lama kusam. Entah mengapa aku ingin sekali Panji mewarnai kanvas ku untuk selamanya. Hari hari ku sangat berwarna dengan kehadiran Panji. Tidak terasa 2 bulan pun berlalu, berarti 2 bulan pula kebersamaan ku dengan Panji. Ternyata di waktu 2 bulan, banyak sekali hal yang sudah kami ceritakan, terkecuali ceritaku tentang kemiripan nya dengan Aksara. Panji orang yang asik, baik, perhatian, pendengar cerita yang setia, dan saran saran nya benar benar Jitu. Aku ingin segera menghapus nama Aksara dari hati ku, agar aku tak terus menjadi luka. Suatu malam, aku bertekad untuk menceritakan nya. Namun sebelum aku ingin bercerita, sebuah pesan masuk di handphone ku, dia mengirimkan pesan untukku.

Isinya seperti ini : Gita, maaf ya tadi pagi aku lupa pamit. 1 bulan kedepan aku akan karantina di Jogjakarta, pelatihan olimpiade robotic. Aku berangkat hari ini jam 11 malam. Kamu baik - baik disini ya ! Oiya jangan hubungin aku karena hp ku di nonaktifkan.

Pesannya membuat senyumku keruh. Aku pun membalas nya : ah, Panji ya udah kamu juga baik baik disana ya! Aku bakal ngerasa kehilangan kamu bangett, soalnya kalo ada tugas - tugas yang gak aku faham kan aku selalu tanya ke kamu, terus nanti aku nanya ke siapa lagi dong??

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, biasanya aku sudah tertidur pulas, tapi kali ini tidak. Aku mencoba berkali kali mengatup mataku, namun nihil. Akhirnya, aku coba menghubungi Panji, tapi Hp nya mati. Gak tahu rasanya aku pengen nangis. Aku merasa tidak ingin jauh dari Panji. Tiba-tiba ada pesan masuk : Gita, suatu saat nanti pasti akan datang. Tunggu aku! Panji.

Dalam fikiran ku, apapun yang Panji katakan, yang penting dia mengirimkan pesan ini untukku, artinya dia mengerti perasaanku.

Esoknya, aku merasakan hari hari hambar tanpa Panji. 1 hari saja rasanya seperti sudah sangat lama, aku merasa tak mampu tanpa ada nya kehadiran Panji dan aku tak dapat tersenyum tanpanya. Tiap kali aku memandangi bangkunya, aku merindukan nya, hari hari tanpa Panji itu gak asik.

Ketika aku mencoba berbaring dibangkunya aku lihat di kolong mejanya ada sebuah kotak. Aku ragu untuk menyentuh kotak itu. Rasa penasaranku membuatku mencoba mengambil kotak itu namun saat aku mencoba meraih kotak itu Pak Imam memanggilku beliau memberiku telfon dari Panji.

"Hallo?" suara dari telfon itu.

"Ya, hallo?" Jawabku.

 "Ini Gita? Git, ini Panji." Suara dari telfon itu. "Ya, Pan ini aku Gita. Kamu baik di situ? Ada apa ya kok telfon?" Jawabku.

Rupanya Panji tak menjawab, akhirnya aku lanjut bertanya, "Pan, katanya HP di nonaktifkan? Tapi kamu kok? Bohong ya? Loh, karantinanya udah tah? Apa lagi istirahat? Hallo? Yoga? Hallo?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun