Mohon tunggu...
Abdullah Puja
Abdullah Puja Mohon Tunggu... Administrasi - Absolut

Wong Ndeso...\r\nTuhan itu ada dan terasa serta logis..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Nafsu

25 Maret 2019   22:35 Diperbarui: 25 Maret 2019   22:40 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

ROH tersebut dalam kata lain  di Kitab Suci Al'Qur-an disebut juga JIWA,
Allah SWT berfirman:

"Bagaimana jika (nanti) mereka Kami kumpulkan pada hari (Kiamat) yang tidak diragukan terjadinya dan kepada setiap JIWA diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya dan mereka tidak dizalimi (dirugikan)?"
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 25)

Allah SWT berfirman:

"Di tempat itu (Padang Mahsyar), setiap jiwa merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya (dahulu) dan mereka dikembalikan kepada Allah, pelindung mereka yang sebenarnya dan lenyaplah dari mereka apa (pelindung palsu) yang mereka ada-adakan."
(QS. Yunus 10: Ayat 30)

Allah SWT berfirman:

Dan kepada setiap JIWA diberi balasan dengan sempurna sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan."
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 70)

Dan banyak lagi Kitab Suci menyebut ROH dangan kata JIWA.

Kembali ke pertanyaan, Bagaimana keinginan Manusia (NAFSU) bisa sejalan dengan keinginan TUHAN ?
 
ROH atau JIWA adalah yang datang melalui "ditiupkan" Oleh Allah SWT, merupakan Dzat makhluk yang suci, oleh karena itu kesucian ROH atau JIWA, akan bisa diterima oleh Kesucian Allah SWT, artinya kesucian akan bisa kontak terhubung dengan kesucian, karena kesucian tidak mungkin dapat nyambung dengan kekotoran.

Dapat diterangkan bahwa ROH atau JIWA yang suci tersebut adalah Dzat yang mampu menerima bimbingan TUHAN PENCIPTA SEMESTA,  sedangkan NAFSU yang datang dari unsur BUMI dia adalah hanya sebagai alatnya/pembantunya ROH atau JIWA dalam mencukupi kebutuhanya tubuh Manusia selama di BUMI, baik kebutuhan pangan, papan, primer, sekundernya tubuh Manusia.

Dapat disimpulkan bahwa Manusia itu adalah terdiri dari tiga unsur kehidupan
1. Tubuh atau Raga Manusia,
yang nantinya kelak akan hancur menyatu kembali ke unsur BUMI, jadi Tanah,
2. Nyawa/Sukma/Atma/ Qorrin Manusia, yang terbentuk dari NAFSU-NAFSU Manusia (biasa disebut Jin Qorrin),
3. ROH atau JIWA yang datang dari SISINYA dan akan PULANG ke SISINYA, serta mempertanggungjawabkan kehidupanya selama di BUMI.

Ketiga Unsur Manusia tersebut keberadaanya menyatu dalam satu kesatuan, yang terluar diwakili oleh Tubuh atau Raga, dan lebih kedalam lagi oleh Nyawa atau Sukma, dan yang paling dalam pada Manusia adalah letaknya ROH atau JIWA tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun