Buku itu tidak hanya menjadi kenangan bagi Arjuna, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Ia menerbitkannya, dan dengan cepat buku itu menjadi populer, dibaca oleh orang-orang yang terinspirasi oleh kisah cinta sejati yang abadi. Mereka yang membaca buku itu merasakan kedalaman cinta Arjuna dan Maya, dan bagaimana cinta itu tetap hidup meskipun mereka harus terpisah oleh takdir.
Arjuna merasa bahwa dengan menuliskan kisah mereka, ia telah memenuhi janji terakhirnya kepada Maya. Setiap kali ia melihat bintang jatuh, ia tersenyum, mengingat janji mereka dan merasakan kehadiran Maya yang selalu ada di sisinya. Meski Maya telah tiada, cinta mereka tidak pernah benar-benar mati; ia terus hidup di antara bintang-bintang, dalam hati Arjuna, dan dalam buku yang kini menjadi jejak cinta mereka yang abadi.
Pada suatu malam yang istimewa, ketika Arjuna kembali ke bukit itu, ia membawa sebuah buku lagi, buku kedua yang ia tulis setelah "Jejak Cinta di Antara Bintang". Buku ini ia beri judul "Kenangan Malam yang Abadi," sebuah buku yang berisi puisi-puisi yang ia tulis setelah kepergian Maya. Di halaman pertama buku itu, Arjuna menulis dedikasi khusus untuk Maya: "Untuk Maya, bintangku yang paling terang, yang selalu bersinar di hatiku."
Arjuna duduk di atas bukit, membuka halaman pertama buku itu, dan mulai membaca puisi-puisinya dalam hati. Ia merasakan kehadiran Maya di setiap kata, di setiap bait, seolah-olah Maya duduk di sampingnya, tersenyum lembut seperti yang selalu ia lakukan.
Malam itu, ketika Arjuna menatap langit, sebuah bintang jatuh melintasi cakrawala. Dengan senyum di wajahnya dan air mata di matanya, Arjuna mengucapkan terima kasih kepada Maya, kepada bintang-bintang, dan kepada cinta yang telah memberinya kekuatan untuk terus hidup. Ia tahu bahwa kisah mereka tidak akan pernah berakhir, bahwa jejak cinta mereka akan terus hidup di antara bintang-bintang, abadi dan tak terhapuskan oleh waktu.
Dan begitulah, Arjuna akhirnya menemukan kedamaian dalam hatinya, mengetahui bahwa cinta mereka akan selalu ada, tidak peduli seberapa jauh Maya telah pergi. Bukit itu, bintang-bintang itu, dan kata-kata dalam buku yang ia tulis, semuanya menjadi simbol dari cinta yang akan selalu abadi---cinta yang tidak pernah pudar, tidak pernah hilang, dan akan selalu bersinar terang di antara bintang-bintang di langit malam.
TAMAT
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H