Joseph Juran mengembangkan beberapa metode yang menjadi landasan bagi manajemen kualitas modern. Berikut adalah beberapa metode yang dikembangkan oleh Joseph Juran:
Â
Â
- Pareto Principle (Prinsip 80/20): Salah satu kontribusi terkenal Juran adalah Prinsip Pareto, yang menyatakan bahwa sebagian besar masalah (sekitar 80%) berasal dari sejumlah kecil penyebab yang dominan (sekitar 20%). Prinsip ini penting dalam memprioritaskan perbaikan yang paling signifikan untuk meningkatkan kualitas secara efektif.
- Cost of Quality (Biaya Kualitas): Juran memperkenalkan konsep biaya kualitas, yang menggambarkan bahwa investasi dalam memperbaiki kualitas pada awalnya dapat menghemat biaya yang lebih besar di masa depan dengan mengurangi kecacatan, pengulangan pekerjaan, dan kerugian terkait dengan kualitas buruk.
- Juran Trilogy (Trilogi Juran): Pendekatan ini terdiri dari tiga tahap utama dalam manajemen kualitas, yaitu perencanaan kualitas, perbaikan kualitas, dan pengendalian kualitas. Trilogi Juran memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengelola dan meningkatkan kualitas dalam organisasi.
- Quality Improvement Process (Proses Perbaikan Kualitas): Juran mempromosikan pendekatan sistematis untuk perbaikan kualitas yang melibatkan identifikasi masalah, analisis penyebab akar, pengembangan solusi yang efektif, penerapan perubahan, dan pengawasan hasil untuk memastikan keberhasilan perbaikan.
- Quality Control Tools (Alat Pengendalian Kualitas): Juran juga mengembangkan berbagai alat dan teknik pengendalian kualitas, seperti diagram Pareto, diagram sebab-akibat (fishbone diagram), diagram aliran proses, histogram, dan kontrol statistik proses (SPC), yang membantu organisasi dalam memahami dan mengelola kualitas dengan lebih efektif.
Â
MUTU MENURUT JURAN
Â
Menurut Joseph Juran, konsep mutu tidak hanya sekadar mencakup ketiadaan cacat atau kecocokan dengan spesifikasi. Juran memandang mutu sebagai kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan. Ia memperluas pemahaman tentang mutu dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang lebih luas dan mendalam, bukan hanya fokus pada karakteristik teknis suatu produk atau layanan.
Â
Dalam perspektif Juran, mutu memiliki beberapa dimensi yang mencakup:
Â
- Fit for Use (Kesesuaian Penggunaan): Mutu diukur berdasarkan sejauh mana produk atau layanan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Ini mencakup fungsi-fungsi yang diperlukan, performa yang diharapkan, dan kinerja yang diinginkan oleh pengguna.
- Absence of Defects (Ketidakterdapat Cacat): Meskipun Juran melihat mutu lebih dari sekadar ketiadaan cacat, menghilangkan cacat tetap merupakan aspek penting dari mutu. Cacat atau kecacatan dapat mengurangi kepuasan pelanggan dan menyebabkan biaya tambahan akibat perbaikan atau penggantian.
- Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan): Mutu juga diukur dari perspektif kepuasan pelanggan. Produk atau layanan yang memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan, meningkatkan reputasi perusahaan, dan menciptakan peluang untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
- Value (Nilai): Juran menekankan pentingnya nilai dalam konsep mutu. Nilai tidak hanya berarti harga yang dibayar oleh pelanggan, tetapi juga manfaat yang diterima oleh pelanggan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Produk atau layanan yang memberikan nilai yang tinggi memiliki mutu yang baik menurut pandangan Juran.
Â