وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Al-Qashash ayat 77).
Setidaknya dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwasannya kita dalam mencari rezeki hendaknya tidak melupakan akhirat dengan tetap melaksanakan shalat, infaq, shadaqah, dan lain sebagainya yang berhubungan atau berorientasi pada akhirat. Dalam ayat di atas kita juga tidak diperbolehkan dalam berwirasusaha merusak berbagai macam sumber daya yang ada di bumi dan kita harus tetap menjaganya, kita boleh mengambil kekayaan alam secukupnya saja dan tidak untuk dieksploitasi secara besar-besaran.
Allah SWT juga berfirman terkait dengan berwirausaha dengan orientasi menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat, yaitu:
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Meraka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (Q.S. An-Nur ayat 37-38).
Dari ayat di atas apabila kita dalam berwirausaha tidak lalai dengan urusan akhirat dan tetap mendirikan shalat serta tidak lupa dalam membayar zakat, maka niscaya Allah akan menambah karunia kita di dunia ini, baik berupa rezeki, kebahagiaan, dan lain sebagainya. Serta Allah SWT akan membalas kita dengan balasan yang lebih dari yang kita lakukan tersebut baik di akhirat (berupa surga) maupun di dunia (berupa rezeki, kebahagiaan, kecerdasan, dan lain-lain). Oleh karena itu kunci dalam menaklukkan kehidupan dunia terletak pada kemampuan kita dalam menguasai akhirat juga, jika kita mampu menguasai ilmu-ilmu akhirat maka dunia akan mengikuti di belakangnya. Jangan pernah khawatir akan hal tersebut karena Allah SWT sendiri yang menjanjikannya.
Terdapat juga dari berwirausaha keutamaan-keutamaan di dalamnya seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad, yaitu:
عليكم بالتجارة فإن فيها تسعة أعشار الرزقة
Artinya: Hendaklah kamu berdagang karena di dalamnya terdapat 90 persen pintu rezeki.” (H.R. Ahmad).