Mohon tunggu...
Aziz Baskoro Abas
Aziz Baskoro Abas Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang Nulis

Doyan Nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kala Diksi Mengubah Persepsi

22 Oktober 2019   15:57 Diperbarui: 22 Oktober 2019   18:45 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bersama lima sahabatku duduk melingkar di atas conblock dengan gelas kopi berjejer di tengah. Kami sedang kumpul asyik di kedai kopi daerah Bulungan, Blok M, Jakarta.

Kala itu waktu menunjukan pukul 10 malam. Dan salah seorang temanku, Natasha, berkelakar, "Ayo kita lanjut ke situ." Tangannya menunjuk ke arah daerah Kemang.

Lalu salah seorang teman yang lain, Mia, bertanya ke arahku, "Lo gimana? Ikut?"

"Gak, deh."

"Lah, kenapa?" Mia sedikit menyayangkan.

"Haram, Mi. Agama gue...."

"Yah. Gak asik!" Natasha memotong.

Natasha beranjak, lalu berdiri menatap tajam ke arahku. "Lo kalo mau ceremah di mimbar aja. Jangan di sini!" Jari telunjuknya menunjuk-nunjuk wajahku.

Sejak insiden itu, aku beranggapan mereka cenderung alergi terhadap aroma kosa-kata religi.

Mungkin bagi mereka, religi adalah ranah privasi. Tidak perlu diumbar, biarkan menjadi urusan dibalik layar. Begitu idiom yang familiar terdengar.

Namun aku tak lekas mengamini. Karena menurutku, agama juga punya hak yang sama selayaknya ilmu Psikologi, Komunikasi, atau Ekonomi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun