Mohon tunggu...
Abdulah Mazid
Abdulah Mazid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masyarakat

Hai! Saya Abdul; orang biasa yang terkadang suka membaca, menulis, memancing dan tidur.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kerajaan Lautan dan Keluarga Kerapu

30 Juli 2024   00:04 Diperbarui: 30 Juli 2024   00:12 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keesokan harinya, dengan hati yang penuh penyesalan, Ibu Kerapu berbicara dengan Ayah Kerapu. "Ayah, aku harus lebih banyak berada di gua bersama anak-anak kita. Mereka membutuhkan bimbingan dan kasih sayangku."

Ayah Kerapu menatapnya dengan mata penuh pengertian. "Kamu benar, Ibu. Kehadiranmu lebih penting bagi mereka daripada apapun yang bisa kita berikan."

Namun, takdir telah bermain dengan kejam. Anak-anak kerapu, yang terlalu lama kehilangan bimbingan, sudah terlalu lemah. Dalam usaha mereka untuk tetap hidup, mereka terseret arus dan menghilang dalam kedalaman lautan yang tak bertepi.

Ibu Kerapu, dengan hati yang hancur, menghabiskan sisa hidupnya di gua karang, mengenang tawa anak-anaknya yang kini hanya tinggal bayangan. Ayah Kerapu, yang juga dilanda duka, berenang di lautan dalam dengan kesepian yang tak terobati.

Kerajaan lautan, belajar dari tragedi keluarga Kerapu, menyadari bahwa peran perempuan dalam mengasuh dan mendidik anak-anak sangatlah penting. Meskipun peran mencari nafkah juga berarti, keseimbangan antara keduanya adalah kunci untuk kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga, agar tidak ada lagi cerita pilu di kedalaman lautan yang biru. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun