Sepetak saja di salah satu sudut hatimu, sedikit saja Nona.
Walau tiada sebanding barang seculi,
Meski mungkin Dia yang kuasa marah padaku, karena sudah berani menatapmu tanpa seizinnya, padahal kau miliknya seutuhnya,
Akan kulangitkan doa-doa baik untukmu,
Tapi setelah kudoakan orang tuaku tentunya,
Sebab mereka yang utama, Nona.
Nona yang manis, paling manis, dan akan selalu manis. Serta mulia, Nona!
Maaf, Nona, aku jadi tak tahu diri.
Aku sungguh tak tahu diri.
Kepada hujan yang berlinang di langit matamu, aku iri!
Kenapa ia boleh begitu dekat dengan pipimu?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!