Mohon tunggu...
Abdul ShabirMarhadi
Abdul ShabirMarhadi Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan YPI Al Azhar

Pendidikan, Traveling, Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Karakteristik Geomorfologi Jalur Pendakian Cibodas Gunung Pangrango Cianjur Jabar

9 Juni 2023   16:58 Diperbarui: 9 Juni 2023   17:04 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada wilayah ketinggian ketiga 2000 - 2500 mdpl, dimulai dari Pos Pemandangan (mata air panas) sampai dengan pundakan Gunung Pangrango, yaitu setelah Pos Kandang Badak. Aspek deskriptif morfologi segmen ini memiliki variasi yang berbeda dengan segmen sebelumnya, perbedaan dapat dilihat dan dirasakan berdasarkan objek lansdscape morfologinya berupa aliran sumber mata air panas. Air panas ini merupakan aliran yang bersumber dari resapan kawah aktif Gunung Gede tepat berada di arah timur Gunung Pangrango, oleh karena itu aliran air panas tersebut memiliki kandungan mineral belerang yang cukup tinggi dan menyengat. 

Dalam wilayah ketinggian ketiga, khususnya saat setelah melintasi Pos Pemandangan (air panas), segmen titik jalur pendakian ini cukup berbahaya untuk para pendaki bila tidak berhati-hati, walaupun pihak TNGGP sudah membuat fasilitas tali pegangan yang kuat. Semua pendaki harus melewati jalan ini, berjalan setapak diantara aliran air panas dan tepat di bawah aliran air panas tersebut, serta disisi kanan merupakan lereng curam berupa jurang dengan kedalaman 70 meter. Material permukaan segmen ini secara keseluruhan lebih didominasi oleh material alami berupa jalan tanah berbatu.

Memasuki Wilayah ketinggian  terakhir 2500 -- 3000 mdpl, segmen ini dimulai dari pertigaan, sebelah barat dan selatan arah menuju Gunung Gede dan sebelah timur arah menuju Gunung Pangrango, sampai dengan Pucak Pangrango dan Alun-alun Mandalawangi. Morfologi lereng pada segmen keempat ini sangat jauh berbeda dari ketiga segmen sebelumnya, lereng curam dan sangat curam mendominasi hampir pada seluruh panjang kelas lereng jalur  pada wilayah ketinggian ini, dengan kemiringan lereng yang bernilai rata-rata antara 60-85%. 

Kemudian material permukaan dalam segmen ini secara keseluruhannya merupakan material alami berupa jalan tanah berbatu dan jalan tanah berakar. Di segmen terakhir ini merupakan daerah yang rawan akan tanah longsor hal ini disebabkan karena material permukan hanya berupa akar-akar pohon sebagai material permukaan utama yang menjadikan lereng tidak kompak dan labil, keadaan ini bertambah buruk dengan adanya intensitas curah hujan yang sangat tinggi. Yang menyebabkan permukaan lereng terus terkikis tanpa tertahankan dan membuat lereng jalur pendakian semakin curam dan terjal.

Bentang alam (landscape) pada awal wilayah ketinggian terakhir untuk vegetasi pohon-pohon berdiameter besar sudah tidak lagi dijumpai, digantikan dengan pohon-pohon kecil seperti paku-pakuan (pteridophytae) dan hampir seluruh pohon dalam segmen awal bercirikan berbatang dan berdaun kecil serta dikelilingi lumut (bryophytae) dibagian batangnya, hal tersebut karena dipengaruhi oleh kelembaban tinggi dan suhu yang semakin rendah. 

Pada akhir segmen wilayah ketinggian keempat ini bercirikan  dengan vegetasi yang sudah sangat jarang dan umumnya didominasi oleh tumbuhan berbunga seperti edelweis (spermatophytae) dan cantigi (Vaccinium Varingiaefolium), persebaran bunga edelweis ini cukup luas dan banyak tersebar mulai dari puncak Gunung Pangrango sampai dengan Alun-alun Mandalawangi yang merupakan hamparan padang bunga edelweis, perbedaan vegetasi bunga edelweis di Gunung Pangrango dengan Gunung Gede ataupun gunung lainnya di Indonesia yaitu vegetasi edelweis disini dapat tumbuh tinggi dengan baik dan tersebar dengan jumlah yang sangat banyak. 

Di Puncak Gunung Pangrango terlihat begitu jelas keindahan bentang alam (landscape) pemandangan relief dan hamparan hijaunya vegetasi pepohonan berlatar belakang kota-kota besar yang terlihat sangat kecil dan indah, selain itu terdapat pula kawah aktif gunung Gede yang mengeluarkan gas fumarol memberikan keindahan alam yang mengagumkan, lelahnya pendakian dengan waktu tempuh selama 12 jam perjalanan terhapuskan oleh keindahan bentang alam puncak Gunung Pangrango.

Pembahasan

Lereng 

Berdasarkan peta topografi bakosurtanal skala 1 : 50.000 elevasi kawasan Gunung Pangrango dapat dibagi berdasarkan interval kontur 100 m, dimana elevasi terendah adalah 600 mdpl yang berada di sekitar Pasir Sarang dan  tertinggi 3019 mdpl yang berada di puncak Pangrango. 

Gunung Pangrango merupakan bagian dari fisiografi kerucut volkan Gede-Pangrango dan Salak. Lebih dari 45% area mempunyai kemiringan lereng lebih dari 60%, berlembah, sempit dengan pola aliran radial. Kawasan ini mempunyai bentuk lahan yang sangat bervariasi dari datar sampai bergunung dengan kemiringan lereng yang beragam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun