Mohon tunggu...
Habibullah
Habibullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Coba aja dulu!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Nilai Karakter dalam Novel "Merindu Baginda Nabi" Karya Habiburrahman El-Shirazy: Kajian Sosiologi Sastra

28 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 28 Desember 2024   07:53 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Mas saya nitip rumah saya, ya, kalau nanti saya tidak ada, itu saya wakafkan buat anak-anak yatim dan anak-anak terlantar seperti Dipah." (MBN: 4)

Mbah Tentrem merupakan tokoh yang banyak dibicarakan masayarakat karena sikapnya yang dermawan. Sebelum beliau meninggal beliau berpesan kepada Pak Nur bahwa rumah dan tanah yang dimilkinya diberikan kepada anak yatim dan anak-anak terlantar. Sungguh besar kepedulian dan jiwa sosial yang dimilki oleh Mbah Tentrem.

Religius

"Abahnya sangat disiplin menjaga ibadahnya, adabnya, juga semngat belajarnya. Ia terus teringat pesat abahnya sesaat sebelum ia masuk bandara, Nduk, Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Dan ingat, jangan sampai kau mambuat malu Baginda Nabi! Ingat, jangan sampai kau membuat malu Baginda Nabi!" Pesan itu membuat kedua matanya basah. "Njih Abah, Rifa akan jaga diri, dan tidak akan membuat malu Baginda Nabi, insya Allah." (MBN: 11)

Berdasarkan data tersebut, dijelaskan bahwa orang tua sangat memerhatikan pendidikan anak. Orang tua angkat tokoh Syarifatul Bariyah yakni Pak Nur sadar akan kewajiban dan hak seorang anak dalam menempuh Pendidikan terutama dalam hal akidah, syariat, dan juga akhlak.

Semangat dalam menggapai cita

"Kita jangan minder sama negara luar seperti Amerika, Rusia, Cina, Jepang, Jerman, Australia, Korea dan lainnya. Ketika kita bisa mengatur watktu dengan baik, memanfaatkan waktu kita sama baiknya dengan mereka, disiplin tidak kalah, membaca sama kuat, kita bisa menang," Rifa menjelaskan dengan mimik serius. (MBN:33)

"Setiap kali saya mengingat Arum, maka saya katakan pada diri saya bahwa Arum sedang belajar, dia ingin merebut rangking satu yang saya pegang. Maka saya harus belajar, tidak boleh malas, nanti saya kalah. Saya bayangkan dia belajar dua jam, maka saya harus belajar tiga jam." (MBN:46)

Untuk meraih impian atau cita-citanya, Syarifa membuktikan bahwa dirinya mampu menjadi siswa berprestasi dengan berusaha. Tidak ada prestasi yang diraih dengan bermalas-malasan. Bahkan dia rela untuk mengurangi waktu bermain dan menambah jam belajarnya.

Dukungan dari sahabat

"Mereka sahabat-sahabat saya yang memaksa saya mendaftar. Terima kasih kepada Trio wonder girls yang selalu hebring dan heboh!" (MBN: 43)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun