Mohon tunggu...
Habibullah
Habibullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Coba aja dulu!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Habis Happy jadi Innalillahi

28 Desember 2024   07:30 Diperbarui: 28 Desember 2024   07:20 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat pukul 8 pagi setelah kejadian itu, Anta pun yang tadinya hendak menjemput si Anto tadi tiba-tiba datang. Dengan wajah yang penuh keheranan dan kebingungan, si Anta pun langsung bertanya ke pak Kasno mengenai keramaian yang masih ada disekitar rumah saudara pak Kasno itu.

"Maaf pak, ini ada apa yaa kok rame-rame?" Tanya Anta keheranan.

"Dasar kamu itu yaa.. kemarin katanya mau jemput si Anto pagi-pagi, sekarang udah ndak ada Anto nya." Jawab pak Kasno dengan kesal.

"Maksudnya pak?" Ucap Anta yang masih belum juga paham.

"Dia sudah meninggal sekitar 1 jam yang lalu." Terang pak Kasno.

"Apaa pak, Innalillahi.. yang benar saja pak. Bapak jangan mengada-ngada, jelas-jelas kemarin dia masih bersama kita kok." Tutur Anto dengan kaget, dia masih belum bisa menerima kenyataan yang sebenarnya terjadi.

"Makanya kamu itu lho.. sudahi mabuk-mabuk keluyuran malam ndak jelas itu. Mabuk adalah bunuh diri yang sementara, jika terlalu mabuk nanti bisa seperti temanmu ini. Gunakanlah masa mudamu sebaik mungkin dan jadikanlah hidupmu bermanfaat bagi dirimu sendiri dan juga orang lain. Ingat itu.." Ujar pak Karno yang sedang menasehati Anta.

"Temanmu yang perempuan itu juga kamu beritahu. Suruh berhenti minum juga dia." Tambah pak Kasno.

Anta pun hanya mendengarkan nasihat pak Karno itu, ia tak menjawabnya dan masih terus menangis sejadinya. Kemudian Anta langsung berpamitan pulang kepada pak Anto dan juga warga yang masih ada di sekitar tempat kejadian. Sesampainya di rumah, Anta pun langsung mengabari Anti terkait meninggalnya si Anto. Anta juga meminta Anti untuk tidak mabuk-mabukan lagi dan juga keluar malam dengan menyampaikan nasihat yang telah dituturkan pak Karno tadi. Anti pun juga menangis sejadinya, awalnya Anti juga sama seperti Anto, tidak percaya kalau si Anta sudah meninggal. Tetapi setelah Anta menjelaskan panjang lebar kepada Anti kalau si Anta meninggal karena terlalu mabuk, ia pun mulai bisa menerimanya. Akhrinya Anti pun juga ikut Anta untuk tobat dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. Keesokan harinya, mereka berdua pergi takziyah ke rumah Anto dan juga sempat mampir ke kuburannya si Anto. Kini, mereka telah mejalani kehidupannya masing-masing dengan tenang dan bisa menerima apapun keadaan yang terjadi. Mereka tetap saling kabar dan sesekali bertemu bila perlu.

(Gambar Orang Bersenang-senang Minum Miras (Sumber: JawaPos.com))
(Gambar Orang Bersenang-senang Minum Miras (Sumber: JawaPos.com))

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun