Bisa dibilang si Anto ini seorang pria yang nakal, dia sering kali berkeliaran malam dan juga minum-minuman keras bersama dengan kedua temannya, Anta dan Anti. Sebenarnya dulunya Anto itu seorang yang baik dan penurut, akan tetapi semenjak Anto sudah dewasa entah masalah apa yang ia pikirkan ia merasa begitu depresi dan tertekan. Kemudian kedua temannya pun muncul dan mengajaknya untuk keluar dan minum-minuman keras saat malam hari. Dari situ Anto pun merasakan kesenangan dan kenikmatan yang luar biasa tiada tanding, Anto jadi ketagihan dan sering menerima ajakan dari kedua temannya keluar malam untuk mabuk-mabukan. Sampai suatu hari sepulang dari mabuknya sekitar jam 1 dini hari tiba-tiba ban sepeda motor temannya bocor.
"Eh..eh.. To bentar tunggu.. ni motor kok jadi berat, berhenti dulu aku mau cek dulu siapa tahu bocor bannya."
"Iya Ta kamu cek dulu aja bannya"
"Nah.. iya kan.. bocor juga ternyata"
"Ya udah dituntun aja motornya sambil nanya-nanya diwarung yang masih buka dimana rumah tukang tambal bannya."
Tak berselang lama, akhirnya ada pun orang yang tahu keberadaan tukang tambal bannya.
"Owh ada kok mas namanya pak Kasno, kurang lebih sekitar 1km dari warung ini tepatnya disebelah kanan jalan. Nanti masnya gedor-gedor saja pintunya nanti bapaknya pasti keluar." Tutur pemilik warung tersebut.
"Iya pak baik terima kasih" Jawab Anto.
Mereka pun langsung menuju ke rumah pak Kasno yang mana diketahui berprofesi sebagai tukang tambal ban tersebut sesuai arahan pemilik warung.
(Dok.. dok.. dok.. 2x) suara pintu diketuk.
"Permisi pak.. tambal pak. Pak.. tambal pak." Tutur Anto dengan nada keras.
Mereka terus mengetuk-ngetuk puntu rumah pak Kasno. Sebenarnya pak Kasno juga sangat enggan melayani mereka, karena waktu masih menunjukkan jam 2 dini hari dan itu mengganggu sisa waktu istirahatnya. Akan tetapi setelah melihat salah satu teman Anto ada yang perempuan, pak Kasno jadi iba.
"Kalian kesini pagi-pagi buta memangnya habis dari mana? Jam 2 pagi lho ini ganggu tidur orang saja. Dasar anak muda zaman sekarang, keluyuran saja mainnya." Tegas pak Kasno sambil menambal ban motor.
Sebenarnya dari bau-bau mulut dan juga perilaku mereka, pak Kasno sudah tahu kalau mereka itu habis minum-minuman keras (mabuk). Pak Kasno pun tak menghiraukannya dan tetap melakukan apa yang menjadi tugasnya.
Anta pun kemudian pergi meninggalkan Anto yang masih menunggu motor yang ditambal bannya di bengkel untuk mengantarkan Anti pulang.
"To, aku tak nganter Anti pulang dulu ya.., kasihan dia udah kedinginan, ngantuk berat, perempuan sendiri lagi..." Ucap Anta yang ingin mengantarkan Anti pulang.
"Nanti jam 3 an tak jemput lagi disini." Imbuh Anta.
"I.. iyaa.. Ta." Jawab Anto dengan lemas.
Waktu pun telah menunjukkan pukul 3 dini hari. Anta kembali ke bengkel untuk menjemput Anto pulang, akan tetapi Anto bilang kalau ia sudah lemas dan tidak kuat berjalan lagi. Anto ingin menginap disini, lalu pak kasno pun mengantarkan Anto ke depan rumah saudaranya pak Kasno yang persis berada disampingnya. Anto pun dibiarkan untuk istirahat di sofa yang berada didepan rumah saudaranya pak Kasno. Anta pun pulang lagi dan akan kembali menjemput Anto di pagi harinya.
"To.. ayo balik To, udah jam 3 ini!" Anta mengajak Anta balik pulang.
"Aduh.. Ta.. udah ga kuat aku, lemes banget ini pengen istirahat terus. Aku tak istirahat disini aja wes" Jawab Anto yang sudah tak kuat lagi jalan karena saking mabuknya dia.
"Waduh.. gimana ini, nanti kamu mau nginap dimana To.." Ucap Anta dengan kebingungan.
"Gimana ini pak.. Anto udah ga kuat lagi untuk pulang, boleh ta nginep disini?" Imbuh Anta yang mengadu ke pak Kasno.
"Gini-gini.. Anto boleh nginep disini, tapi nanti tidurnya di sofa yang ada di teras rumah saudara saya. Itu rumahnya disebelah pas, sini saya anter." Jawab pak Kasno sambil mengantar ke rumah saudaranya.
"Pak Kasno saya titip Anto disini dulu ya, pagi nanti saya akan kesini lagi jemput dia." Ujar Anta yang masih bingung dengan keadaan Anto.
"Iya dek.. biar dia beristirahat disini dulu aja, kamu pulang istirahat juga dulu." Jawab pak Kasno.
"Baik pak, saya pamit pulang dulu." Ucap Anta yang hendak pulang.
Keesokan harinya saat pak Kasno mau berangkat kerja, ia melihat kalau Anto masih tertidur pulas dengan kaos yang menutupi kepalanya seperti halnya orang yang kedinginan. Ia menghiraukannya dan langsung berangkat kerja. Tak berselang lama, tetangga pak Kasno menelponnya kalau Anto itu habis muntah-muntah. Setelah mendengar kabar tersebut, pak Kasno pun langsung bergegas pulang ke rumah.
"I.. ya.. iya pak baik, saya akan pulang sekarang." Jawab pak Kasno dengan wajah yang penuh kaget dan keheranan.
Sesampainya dirumah, pak Kasno pun langsung mengecek keadaan Anto dengan memanggil-manggilnya dan juga menyenggolnya, namun Anto tidak juga merespon. Kemudian pak Kasno mengambil kresek untuk membungkus tangannya, lalu pak Kasno pun membuka baju yang menutupi kepala Anto. Nah.. dari situ pak Kasno sadar kalau Anto udah mati ga bernapas.
"To.. Anto.. bangun To.. (2x) udah pagi ini.." Panggil pak Kasno kepada Anto sambil menyenggol-nyenggolnya.
"Bagaimana.. ini si Anta juga belum datang-datang." Imbuh pak Kasno dengan wajah yang juga kesal.
Karena si Anta pun tak kunjung datang, pak Kasno pun langsung menghubungi petugas kepolisian guna melakukan pemeriksaan dan juga nantinya dikembalikan ke pihak keluarganya.
Tepat pukul 8 pagi setelah kejadian itu, Anta pun yang tadinya hendak menjemput si Anto tadi tiba-tiba datang. Dengan wajah yang penuh keheranan dan kebingungan, si Anta pun langsung bertanya ke pak Kasno mengenai keramaian yang masih ada disekitar rumah saudara pak Kasno itu.
"Maaf pak, ini ada apa yaa kok rame-rame?" Tanya Anta keheranan.
"Dasar kamu itu yaa.. kemarin katanya mau jemput si Anto pagi-pagi, sekarang udah ndak ada Anto nya." Jawab pak Kasno dengan kesal.
"Maksudnya pak?" Ucap Anta yang masih belum juga paham.
"Dia sudah meninggal sekitar 1 jam yang lalu." Terang pak Kasno.
"Apaa pak, Innalillahi.. yang benar saja pak. Bapak jangan mengada-ngada, jelas-jelas kemarin dia masih bersama kita kok." Tutur Anto dengan kaget, dia masih belum bisa menerima kenyataan yang sebenarnya terjadi.
"Makanya kamu itu lho.. sudahi mabuk-mabuk keluyuran malam ndak jelas itu. Mabuk adalah bunuh diri yang sementara, jika terlalu mabuk nanti bisa seperti temanmu ini. Gunakanlah masa mudamu sebaik mungkin dan jadikanlah hidupmu bermanfaat bagi dirimu sendiri dan juga orang lain. Ingat itu.." Ujar pak Karno yang sedang menasehati Anta.
"Temanmu yang perempuan itu juga kamu beritahu. Suruh berhenti minum juga dia." Tambah pak Kasno.
Anta pun hanya mendengarkan nasihat pak Karno itu, ia tak menjawabnya dan masih terus menangis sejadinya. Kemudian Anta langsung berpamitan pulang kepada pak Anto dan juga warga yang masih ada di sekitar tempat kejadian. Sesampainya di rumah, Anta pun langsung mengabari Anti terkait meninggalnya si Anto. Anta juga meminta Anti untuk tidak mabuk-mabukan lagi dan juga keluar malam dengan menyampaikan nasihat yang telah dituturkan pak Karno tadi. Anti pun juga menangis sejadinya, awalnya Anti juga sama seperti Anto, tidak percaya kalau si Anta sudah meninggal. Tetapi setelah Anta menjelaskan panjang lebar kepada Anti kalau si Anta meninggal karena terlalu mabuk, ia pun mulai bisa menerimanya. Akhrinya Anti pun juga ikut Anta untuk tobat dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. Keesokan harinya, mereka berdua pergi takziyah ke rumah Anto dan juga sempat mampir ke kuburannya si Anto. Kini, mereka telah mejalani kehidupannya masing-masing dengan tenang dan bisa menerima apapun keadaan yang terjadi. Mereka tetap saling kabar dan sesekali bertemu bila perlu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H