Mohon tunggu...
Abdu Alifah
Abdu Alifah Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan

Seorang manusia biasa yang secara kebetulan dianugerahi hobi membaca!

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

"Animal Farm", Alegori Politik Para Binatang

1 Januari 2019   22:21 Diperbarui: 3 Januari 2019   00:06 4661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal menarik lainnya dari Animal Farm adalah penggunaan istilah “Kamerad”. Orwell menggunakan istilah “Kamerad” (sapaan yang digunakan oleh anggota partai komunis) dalam sapaan para binatang. 

Sebenanya, istilah “kekiri-kirian” dalam karya ini bukan hanya sebatas “kamerad”, terdapat juga istilah seperti “Pemimpin kami”, atau “Pelindung Kandang Domba”, atau “Ayah Semua Binatang” dan sapaan-sapaan formal yang cenderung pada tipe-tipe kepemimpinan dengan gaya otoriterisme pada pemerintahan yang berideologikan komunis. Istilah-istilah tersebut sepertinya memang sangaja digunakan Orwell sebagai satire atau sindiran terhadap totaliterisme Uni Soviet.

Namun, yang sangat disayangkan dari karya ini adalah beberapa akhir cerita tokoh utama yang tidak diceritakan dengan jelas seperti Snowball, yang merupakan salah satu tokoh pemimpin protagonis dalam kisah ini tidak dikisahkan lebih lanjut setelah tragedi konspirasi. 

Padahal, karakter Snowball sangat mungkin untuk dikembangkan lebih jauh lagi. Selain itu, banyak tokoh-tokoh lain yang tidak memilik kedalaman karakter padahal akan jadi sangat menarik untuk dikembangkan seperti Boxer (kuda jantan yang sangat tangguh tapi bodoh) atau Muriel (kuda tolol yang lugu). 

Sepertinya, Orwell memang tidak menitik beratkan Animal Farm pada setting sosio-drama yang dapat mengkoyak-koyak emosi para pembaca, tetapi lebih ingin menunjukan dimensi-dimensi politik dan kekuasaan secara alamiah.

Buku ini sangat layak untuk dibaca oleh semua kalangan, terutama sekali oleh orang-orang yang ingin melakukan revolusi (perubahan) dalam bentuk apapun harus memepertibangkannya dengan sangat matang. 

Artinya, yang harus dipikirikan bukan hanya sebatas bagaimana merencanakan revolusi, tetapi apa yang akan dilakukan setelah revolusi terjadi. Animal Farm telah berhasil menggambarkan secara jelas bahwa revolusi menjadi tak berarti jika tidak dibarengin dengan kesiapan sistem, Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) dalam memberkuat Idoelogi. Selamat membaca!

Judul : Animal Farm
Penulis : George Orwell (Eric Arthur Blair)
Penerbit : Bentang Pustakan, Yogyakarta
Tahun : 2016 (cetakan ke-4)
Penerjemah : Bakdi Soemanto
Dimensi buku : 144 hlm; 20,5 cm
ISBN : 978-602-291-282-8

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun