Selain itu, peternakan tersebut bahkan dirubah namanya dari peternakan “Manor” menjadi “Peternekan Binatang (Animal Farm)”. Para binatang di Peternakan Binatang benar-benar berkuasa atas dirinya sendiri.
Namun, kekuasaan memang memambukan. Dualisme kepemimpinan antara Snowball dan Napoleon mulai tidak harmonis. Konspirasi pun terjadi. Napoleon melakukan kudeta dan mengambil alih seluruh kekuasaan dan menyingkirkan Snowball dengan kekerasan dari Peternakan Binatang.
Para binatang dipaksa bekerja keras untuk proyek-proyek penguasa, dibatasi jatah ransum, bahkan pembantaian bagi siapa saja yang tidak patuh dan membangkan. Demokrasi yang digaung-gaungkan kini berbelok kembali menjadi tiran dimana Napoleon dan para Babi selalu benar.
Prinsip-prinsip binatangisme yang tertulis pada “Tujuh Perintah” bahkan banyak dilanggar dan dirubah sesuai dengan kepentingan Napoleon dan para babi demi melanggengkan kekuasaannya. Pada akhirnya, keadaan peternakan menjadi lebih buruk dari pada saat peternakan dikelola oleh pak Jones.
Segala hal diceritakan dalam Animal Farm merupakan hal yang biasa dilakukan oleh manusia sebagai dalam kegiatan-kegiatan politik. Pemberontakan, konspirasi, manipulasi, diskriminasi, pembantaian dan lain sebagainya merupakan potret kehidupan manusia ketika memangku kekuasaan yang digambarkan oleh Orwell dengan alegori sekelompok binatang.
Oleh sebab alegori inilah sebenarnya Animal Farm menjadi satu kisah fiksi yang sangat menarik untuk dinikmati. Tanpa alegori binatang, mungkin kisah ini hanya akan menjadi kisah-kisah kolosal pada umumnya. Penggambaran binatang sebagai makhluk primitif terkadang membuat kisah ini menjadi begitu nyentrik dan unik, bahkan lucu serta sangat menghibur.
Misalnya, Napoleon memiliki juru bicara bernama Squealer yang begitu lihai dalam membolak-balikan fakta terkait kejahatan yang dilakukan Snowball. Atau Napoleon yang sengaja memanipulasi konstitusi agar sesuai dengan kepentingannya dan membohongi para binatang tentang apa yang ditulis disana karena tidak ada satupun binatang yang bisa membaca kecuali para babi dan beberapa binatang tua seperti Benjamin (keledai) dan Clover (kuda betina) yang sudah lemah dan memilih bungkam.
Meski karya ini merupakan alegori, dalam artian sebagai bentuk perumpamaan. Orwell tetap memasukan tokoh-tokoh manusia sehingga membuat cerita ini tidak begitu absurd seperti Jones, sang pemilik peternakan Manor, atau Frederick dan Pilkington, pemilik peternakan tetangga yang memiliki hubungan bisnis rahasia dengan Napoleon. Bahkan, bebrapa kali terjadi pertempuran antara para binatang dan para manusia.
Orwell juga masih memasukan unsur-unsur realis pada cerita Animal Farm dengan menggambarkan bahwa binatang pada umumnya bodoh dan tidak bisa membaca lebih dari dua huruf Alfabet selain para babi yang secara umum cerdas.
Unsur-unsur metafor dalam cerita ini juga tidak begitu sulit dibayangkan karena dibarengi dengan, misalnya, penggambaran reaksi-reaksi para binatang yang tampak terkejut dan mengerikan ketika melihat Naopleon mulai berpenampilan seperti manusia dengan berjalan diatas dua kaki serta menggunakan mantel dan topi. Singkat kata, cerita dalam novel ini sangat ringan sehingga mudah untuk dipamahi.