Terkuak, 3 Fakta TGUPP Anies - Sandi Langgar Aturan dan Boros Anggaran Â
8. Tidak Pindah Ibukota, Memperkaya Pejabat DKI?
Apalagi kalau kita melihat anggaran rakyat DKI sebesar Rp 20 miliar (setara membangun 10 SMP/SMA modern) hanya diperuntukan untuk menggaji anggota TGUPP (tim yang tak pernah ada di era gubernur sebelumnya) seperti Marco dan Bambang Wijajanto yang sudah dua tahun tak terdengar apa hasil kerjanya. Anggaran Rp 571 triliun malah bisa menimbulkan imajinasi liar, apakah itu nanti tidak malah dijadikan sumber logistik Anies untuk maju di Pilpres 2019?
Jadi, anda pilih ingin bangun peradaban baru yang lebih masuk akal membuat Indonesia maju, ataukah hanya ingin mendengar kata kata kiasan pembenahan DKI Jakarta yang ujung-ujungnya hanya menguntungkan segelintir pihak. Rakyat Jakarta makin miskin, pejabatnya makin kaya. Itu kah yang diinginkan?
Anggaran TGUPP Diusulkan Naik Jadi Rp 20 Miliar
9. Lahan di Ibu Kota Baru Milik Negara, Tidak Usah Pusing
Setelah diputuskan ibu kota baru pindah ke Kaltim, seketika viral dan banyak netizen yang berkomentar perihal lahan yang digunakan. Mereka memviralkan banyak hoax, seperti tanah yang digunakan sudah dikuasai 9 naga, konglomerat, dll.
Isu yang hanya dari desas-desus, tanpa bukti yang jelas. Padahal, pemerintah menegaskan 180 ribu hektar lahan yang akan digunakan untuk membangun ibu kota baru adalah lahan milik negara berstatus HGU (Hak Guna Usaha). Lahan yang sesuai undang-undang tidak bisa dimiliki oleh orang per orang, kalau milik itu namanya SHM (Sertifikat Hak Milik).
Banyak Spekulasi Sofyan Pastikan Tanah Ibu Kota Milik Negara
Cukup mengherankan juga para netizen yang banyak mempersoalkan perihal harga tanah, status tanah, dan menjadikan alasan menolak pemindahan ibu kota. Padahal, kebanyakan yang bersuara seperti itu bahkan tidak memiliki tanah di Jakarta, kebanyakan hanya ngontrak. Mereka lebih memilih bertahan di ibu kota yang harga tanahnya luar biasa mahal, dibanding pindah ke ibu kota baru yang harga tanahnya akan lebih murah, dan lebih sehat lingkungannya. Ini yang dinamakan perlunya revolusi mental.
Benarkah Harga Tanah Bundaran HI Paling Mahal di Indonesia? Â