Mohon tunggu...
Abd Rahman Hamid
Abd Rahman Hamid Mohon Tunggu... Sejarawan - Penggiat Ilmu

Sejarawan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membaca Pesisir Barat Papua lewat Disertasi Ester Yambeyapdi

8 Januari 2025   23:43 Diperbarui: 9 Januari 2025   09:50 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sidang Promosi Doktor Ester Yambeyapdi (Sumber: Dok Penulis, 8/1/2025)

Hari ini Rabu 8 Januari 2025, saya hadir di kampus tercinta Universitas Indonesia (UI), dimana saya pernah menimba ilmu pengetahuan sejarah selama kurang lebih enam tahun (2013-2019).

Di bawah bimbangan Prof. Dr. Susanto Zuhdi (promotor) dan Dr. Yuda B. Tangkilisan (kopromotor), saya menulis disertasi "Jaringan Maritim Mandar: Studi tentang Pelabuhan Kembar Pambauwang dan Majene di Selat Makassar 1900-1980". Promosi doktor saya pada 18 Januari 2019. Tak terasa, kini sudah lima tahun berlalu.  

Hari ini saya datang bukan untuk ujian disertasi, melainkan diundang sebagai Penguji Eksternal untuk disertasi yang ditulis oleh Ester Yambeyapdi. Disertasinya berjudul "Pesisir Barat Papua dalam Jaringan Maritim Nusantara: Kawasan Sorong-Raja Ampat dan Fakfak-Kaimana 1850-1950".

Ester, begitu sapaan akrabnya, dibimbing oleh Dr. Yuda B. Tangkilisan (promotor) bersama Prof. Dr. Susanto Zuhdi (kopromotor I) dan Dr. Didik Pradjoko (kopromotor II). Ketiganya juga adalah pembimbing dan penguji saya lima tahun silam.  

Awal tahun lalu, saya dihubungi oleh Dr. Abdurakhman (Mas Maman) untuk menjadi penguji hasil penelitian (disertasi) Ester. Awal tahun ini, saya diundang lagi sebagai penguji eksternalnya.

Undangan ini laksana pengingat dalam pelayaran akademik saya di UIN Raden Intan Lampung untuk meneliti dan menulis sejarah maritim, bidang kajian yang saya geluti sejak studi S2 di Universitas Hasanuddin (2005-2007) di bawah bimbingan Dr. Edward L. Poelinggomang dan Dr. A. Rasyid Asba.

Catatan Metodologi

Dalam meneliti dan menulis disertasi ini, Ester menggunakan metodologi sejarah yang dikembangkan oleh sejarawan utama Mazhab Annales Prancis, Fernand Braudel, atau biasa dikenal dengan pendekatan struktural. Pendekatan ini juga saya gunakan ketika menulis disertasi tentang Jaringan Maritim Mandar (2019).

Disertasi Ester Yambeyapdi (Sumber: Dok Penulis, 8/1/2025) 
Disertasi Ester Yambeyapdi (Sumber: Dok Penulis, 8/1/2025) 

Salah satu ciri penting dari pendekatan ini adalah penggambaran mengenai kondisi geografis mendapat porsi lebih banyak dari aspek-aspek lain (ekonomi dan peristiwa politik). Braudel menyebutnya sebagai fakta/sejarah jangka panjang (longue duree), yang berpengaruh terhadap konjungtur (aktivitas perdagangan) dan peristiwa (evenemental).   

Penjelasan mengenai wilayah Pesisir Papua Barat terdapat dalam Bab II. Uraianhya dimulai dari asal penamaan Papua, lalu konfigurasi pedalaman, pantai, dan jalur pelayaran di Kawasan Timur.

Jaringan maritim kawasan ini digerakan oleh pelaut Biak-Numfor atau "Biakers" terutama dalam hubungan Pesiri Papua Barat dengan Kepulauan Maluku.  

Lebih lanjut, Ester menjelaskan tentang dua jaringan maritim utama Pesisirt Barat Papua yaitu: Sorong-Raja Ampat dan Fakfak-Kaimana. Dua jaringan ini dijelaskan lebih lanjut pada Bab III dan Bab IV.  

 

Manibobi dan Sosolot 

Kajian Ester menemukan peran pelaut lokal, Biakers, dalam membangun jaringan tradisional selama berabad-abad, jauh sebelum negara Belanda yang memantapkan kekuasaannya di Papua pada akhir abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20.

Pengumuman Hasil Sidang Promosi Ester Yambeyapdi (Sumber: Dok Penulis, 8/1/2025)
Pengumuman Hasil Sidang Promosi Ester Yambeyapdi (Sumber: Dok Penulis, 8/1/2025)

Jaringan tradisonal tersebut menghasilkan konsep "Minabobi" atau "Sahabat Dagang", yang digerakan oleh pelaut Biakers dan "Sosolot" oleh pelaut Seram Timur.  

"Siapa pun yang pertama kali menancapkan benderanya mempunyai hak untuk berdagang, sehingga tidak ada yang lain mungkin datang untuk berdagang, sebuah hak yang dipertahankan sampai mati", itulah Sosolot kata Ester (p.162).

Lebih lanjut Ester menjelaskan bahwa "sosolut merupakan konsep pelabuhan tradisional yang diterjemahkan sebagai tempat bertemu dan melakukan transaksi dagang (barter) antara masyarakat pedalaman [Papua] dengan para pedagang pesisir yang berasal dari wilayah Nusantara, Cina, Arab, dan Eropa. Perantara pedagang adalah orang Seram dan kelompok Biakers".

PH van der Kemp (1911), seperti dikutip Ester, mencatat bahwa pada tahun 1817 orang-orang Gorom, Seram Laut, Keffing, Geser, dan tempat-tempat lain di Seram Tenggara mempunyai hak untuk berdagang (sosolot) di sepanjang pantai Papua. Mereka menukarkan barang-barang produksinya dengan komoditas lokal Papua (masoi, teripang, dan pala liar).  

Selanjutnya, AJ Bik (1928) yang dikutip Ester, mencatat bahwa kampung-kampung tertentu berdagang dengan tempat-tempat tertentu. Masyarakat Papua hanya mau berdagang dengan orang-orang yang sering mengunjungi kampung mereka.   

Jaringan ini menjadi satu bukti kuat adanya hubungan Pesisir Barat Papua dengan Kepulauan Maluku yang sudah berlangsung beberapa abad lamanya.

Ekspansi KPM 

Pada akhir abad ke-19, kapal-kapal niaga milik Koninklijke Paketvaar Maatschappij (KPM) memperluas jaringannya ke Pesisir Barat Papua (Bab V).

Kehadiran KPM berdampak ganda bagi kondisi jaringan maritim lokal. Di satu sisi, ekspansi KPM yang mampu menjangkau daerah dan jalur-jalur pelayaran terpencil menjadi ancaman bagi kelangsungan jaringan tradisional.

Namun, pada sisi lain, KPM memberikan kepastikan waktu dan keamanan pelayaran bagi semua orang yang terlibat dalam aktivitas perdagangan maritim. Kondisi ini memberi peluang besar bagi kehadiran berbagai sukubangsa dan agama di sana untuk berdagang. Walhasil, terjadi interkonektivitas antara Fakfak, Kaimana, Sorong, dan Raja Ampat dengan daerah lain di Nusantara, Asia, dan Eropa.

Masyarakat Multikultur

Faktor kemaritiman telah membentuk jaringan pertumbuhan yang kuat dalam aspek ekonomi, sosial, politik, dan budaya di kota-kota pantai, tulis Ester.  

Aktivitas perdagangan, pelayaran, dan pergerakan komoditas telah mendorong perkembangan pesat Sorong, Fakfak, dan Kaimana sebagai kota-kota pelabuhan yang semakin dinamis.

Jaringan maritim menjadi pintu masuk bagi agama-agama besar terutama Islam dan Kristen. Juga terjadi perkawinan antar ras.

Keberagaman etnis dan agama di kawasan Pesisir Barat Papua adalah cerminan dari interaksi dinamis antara masyarakat lokal dan pendatang, yang bersama-sama menghasilkan kehidupan baru yang bersifat transformatif dan modern (p.339).  

Lewat studi ini Ester telah berkontribusi memperkaya khasanah historiografi Papua dengan pendekatan sejarah maritim. Sejauh ini, studi-studi sejarah Papua lebih memfokuskan pada soal politik dan pemerintahan. Dengan demikian, studi ini mengisi celah kosong dari historiografi Papua.

Tim Penguji Disertasi (Sumber: Dok Penulis, 8/1/2025)
Tim Penguji Disertasi (Sumber: Dok Penulis, 8/1/2025)

Catatan Akhir 

Ujian promosi Ester hari ini dipimpin oleh Prof. Dr. Agus Aris Munandar (Ketua Dewan Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya) dengan komposisi tim penguji: Promotor: Dr. Yuda B. Tangkilisan, S.S., M.Hum; Kopromotor I: Prof. Dr. Susanto Zuhdi, S.S., M.Hum; Kopromotor I: Dr. Didik Pradjoko, S.S., M.Hum; Dr. Abdurakhman, S.S.., M.Hum (Ketua Tim Penguji); Dr. Abd Rahman Hamid (Penguji Tamu, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung); Dr. Bondan Kanumayoso, S.S., M.Hum; dan Dr. R. Achmad Sunjayadi, S.S., M.Hum

Ujian berlangsung di Gedung IV (Ruang 1401) FIB UI, dari pukul 13.30 -- 14.30 WIB.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun