Mohon tunggu...
Abd Rahman Hamid
Abd Rahman Hamid Mohon Tunggu... Sejarawan - Penggiat Ilmu

Sejarawan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membaca Pesisir Barat Papua lewat Disertasi Ester Yambeyapdi

8 Januari 2025   23:43 Diperbarui: 9 Januari 2025   09:50 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sidang Promosi Doktor Ester Yambeyapdi (Sumber: Dok Penulis, 8/1/2025)

Penjelasan mengenai wilayah Pesisir Papua Barat terdapat dalam Bab II. Uraianhya dimulai dari asal penamaan Papua, lalu konfigurasi pedalaman, pantai, dan jalur pelayaran di Kawasan Timur.

Jaringan maritim kawasan ini digerakan oleh pelaut Biak-Numfor atau "Biakers" terutama dalam hubungan Pesiri Papua Barat dengan Kepulauan Maluku.  

Lebih lanjut, Ester menjelaskan tentang dua jaringan maritim utama Pesisirt Barat Papua yaitu: Sorong-Raja Ampat dan Fakfak-Kaimana. Dua jaringan ini dijelaskan lebih lanjut pada Bab III dan Bab IV.  

 

Manibobi dan Sosolot 

Kajian Ester menemukan peran pelaut lokal, Biakers, dalam membangun jaringan tradisional selama berabad-abad, jauh sebelum negara Belanda yang memantapkan kekuasaannya di Papua pada akhir abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20.

Pengumuman Hasil Sidang Promosi Ester Yambeyapdi (Sumber: Dok Penulis, 8/1/2025)
Pengumuman Hasil Sidang Promosi Ester Yambeyapdi (Sumber: Dok Penulis, 8/1/2025)

Jaringan tradisonal tersebut menghasilkan konsep "Minabobi" atau "Sahabat Dagang", yang digerakan oleh pelaut Biakers dan "Sosolot" oleh pelaut Seram Timur.  

"Siapa pun yang pertama kali menancapkan benderanya mempunyai hak untuk berdagang, sehingga tidak ada yang lain mungkin datang untuk berdagang, sebuah hak yang dipertahankan sampai mati", itulah Sosolot kata Ester (p.162).

Lebih lanjut Ester menjelaskan bahwa "sosolut merupakan konsep pelabuhan tradisional yang diterjemahkan sebagai tempat bertemu dan melakukan transaksi dagang (barter) antara masyarakat pedalaman [Papua] dengan para pedagang pesisir yang berasal dari wilayah Nusantara, Cina, Arab, dan Eropa. Perantara pedagang adalah orang Seram dan kelompok Biakers".

PH van der Kemp (1911), seperti dikutip Ester, mencatat bahwa pada tahun 1817 orang-orang Gorom, Seram Laut, Keffing, Geser, dan tempat-tempat lain di Seram Tenggara mempunyai hak untuk berdagang (sosolot) di sepanjang pantai Papua. Mereka menukarkan barang-barang produksinya dengan komoditas lokal Papua (masoi, teripang, dan pala liar).  

Selanjutnya, AJ Bik (1928) yang dikutip Ester, mencatat bahwa kampung-kampung tertentu berdagang dengan tempat-tempat tertentu. Masyarakat Papua hanya mau berdagang dengan orang-orang yang sering mengunjungi kampung mereka.   

Jaringan ini menjadi satu bukti kuat adanya hubungan Pesisir Barat Papua dengan Kepulauan Maluku yang sudah berlangsung beberapa abad lamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun