Mohon tunggu...
Healthy

"Eritroblastosis Fetalis", Ketika Sang Penjaga Menjadi Pembunuh Buah Hati

23 November 2017   16:28 Diperbarui: 23 November 2017   16:40 1828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehingga, jika sang ayah memiliki rhesus negatif, maka sang janin juga kemungkinan besar akan memiliki rhesus yang sama. Jika sang ayah memiliki rhesus positif, hal ini tidak akan menjadi masalah karena rhesus yang diwariskannya kepada sang  janin adalah rhesus positif juga. Namun jika sang ayah memiliki golongan darah dengan rhesus negatif, hal ini perlu diwaspadai karena kemungkinan besar sang janin juga memiliki rhesus negatif. Namun presentase ayah dengan golongan darah rhesus positif dan janin dengan golongan darah rhesus positif juga adalah 50 %.

Namun apabila ibu mengandung golongan darah dengan rhesus positif, sedangkan sang ayah memiliki golongan darah dengan rhesus negatif, maka sang janin juga akan mewarisi rhesus negatif dari sang ayah. Hal ini tidak akan menyebabkan masalah. karena golongan darah rhesus positif pada ibu tidak memiliki anti bodi.

Apabila kita sering mendengar istilah cuci darah, hal ini merupakan salah satu pengobatan terhadap penyakit gagal ginjal, namun operasi ini lebih sering dilakukan pada orang dewasa yang seperti yang kita ketahui, sudah memiliki sistem pertahanan tubuh yang baik, dan organ organ yang telah tumbuh sehingga mampu bertahan hidup ketika menjalani operasi ini, namun berbeda pada bayi yang baru saja lahir, organ organ, jaringan jaringan, dan sistem pertahanan pada bayi belum tumbuh keseluruhan sehingga operasi ini dapat membahayakan bayi.

Meski penyakit ini bisa dibilang sangat sulit atau mustahil untuk disembuhkan, namun ada beberapa cara untuk mengurangi atau mencegah efek samping dari penyakit Eritroblastosis Fetalis ini seperti mencegah terbentuknya antibodi anti Rh yang telah dibentuk, yaitu dengan cara memberi suntikan yang berfungsi mencegah terbentuknya anti Rh dalam darah ibu.

Selain itu juga bisa dengan injeksi globin imunoglobulin Rh yaitu antibodi anti D atau RhoGam yang dimasukkan ke dalam darah ibu yang memiliki rhesus negatif, dan sedang mengandung bayi dengan rhesus positif. Anti D ini akan menghancurkan eritrosit / sel darah merah dari janin yang masuk ke dalam eritrosit ibu, jika eritrosit tersebut berhasil memasuki peredaran darah ibu, maka eritrosit itu akan menimbulkan pembentukan antibodi dari darah ibu yang kemudian akan masuk ke dalam peredaran darah janin. Injeksi ini di ulang pada masa masa kehamilan selanjutnya. Ijeksi ini dapat menurunkan resiko terjadinya eritroblastosis fetalis menjadi 1 %, namun presentase keberhasilan ini harus  ditambah perawatan atenatal dengan baik, dan deteksi penyakit secara dini.

Injeksi ini juga bertujuan untuk mengurangi sensitifitas darah ibu terhadap antigen D, sehingga pembentukan antibodi D dapat dikurangi pada saat masa kehamilan berikutnya. Hal ini dapat dilakukan pada usia kehamilan 28 hingga 30 minggu, dan pada saat persalinan (72 jam setelah persalinan). Namun proses globin imunoglobulin Rhyang bertujuan mengurangi jumlah antibodi D yang terbentuk ini tidak sepenuhnya bisa dipastikan. 

Antibodi yang telah dimasukkan akan menempel pada tempat pengikatan antigen D pada eritrosit / sel darah merah pada janin dengan darah rhesus positif, yang nantinya akan menembus plasenta, dan kemudian memasuki sistem sirkulasi pada ibu. Hal ini dapat mengganggu respon imun terhadap antigen.

Untuk bayi yang telah lahir bisa diberikan transfusi darah untuk mengatasi pendarahan, dan anemia. Selain itu, pemberian oksigen, cairan elektrolit, dan obat juga bisa di berikan kepada bayi yang sudah lahir untuk mencegah gejala gejala yang akan timbul. Fototerapi juga bisa di berikan kepada sang bayi untuk mengatasi hiperbilirubinema.

Fototerapi dapat dilakukan dengan menempatkan bayi dibawah sinar fluorescent atau cahaya biru, dengan tujuan mengurangi kadar bilirubin pada darah sang bayi. Metode ini dapat dilakukan secara berulang ulang hingga jumlah antibodi yang menyerang dan jumlah bilirubin yang ada berkurang.

Pengobatan untuk penyakit Eritroblastosis Fetalis ini juga dapat menggunakan metode yang akan mengeluarkan seluruh darah yang mengandung Rh positif pada bayi, dan memasukkan sebanyak 4000 ml darah yang mengandung Rh negatif selama kurang lebih 1,5 jam atau mungkin bisa lebih. Metode ini hampir mirip dengan metode cuci darah namun dengan resiko yang lebih besar, mengingat yang menjalani metode adalah bayi yang baru saja lahir. Metode ini dilakukan secara berulang ulang dengan waktu yang telah ditentukan.

Hal ini bertujuan untuk mengontrol kadar bilirubin pada tubuh bayi agar tetap rendah, dan untuk mencegah kernikterus yaitu situasi dimana kadar bilirubin mengalami perningkatan secara terus menerus sehingga menyebabkan kerusakan otak, dan masalah pada sistem pendengaran. Metode ini juga bertujuan untuk menggantikan sel darah yang mengandung Rh positif, dengan sel darah yang mengandung Rh negatif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun