Mohon tunggu...
abdil azizul furqon
abdil azizul furqon Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer Asisten Peneliti

Pembelajar yang mencoba untuk menulis, mereview, meneliti, dan menjelajahi alam. Minat kajian hukum dan politik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kenapa Cebong dan Kampret Bisa Menjadi Identitas Baru ?

21 Februari 2019   15:00 Diperbarui: 21 Februari 2019   21:07 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Efek jangka panjangnya, nanti pada saat ada kelompok yang bersebrangan secara pemikiran maupun pilihan politik di tingkat yang paling rendah, seperti di desa, akan muncul kembali istilah yang sama pada momen tersebut.

Maka untuk menghindari hal tersebut, mari berkampanye dengan cara yang damai sehingga mampu menjaga keutuhan negara Indonesia. Memang sudah menjadi tanggungjawab bersama untuk mewujudkan pemilu yang damai, pemilu yang santun, pemilu yang ramah, pemilu yang membuat warganya mau berpartisipasi dan pemilu yang bisa dicontohkan kepada generasi penerus bangsa ini.

Mari berkampanye dengan damai, karena dengan cara seperti itu, kita bisa menunjukkan kepada dunia, bahwa proses demokrasi di Indonesia dilaksanakan dengan cara yang baik. Sehingga bisa menarik warga dunia untuk mengunjungi Indonesia, entah untuk berjalan-jalan dan belajar proses demokrasi dari negara yang begitu besar ini.

Untuk para pendukung maupun relawan yang berpendidikan tinggi, sudah seharusnya bisa memberikan contoh kepada masyarakat mengenai sisi positif dari politik.

Maka dengan berkampanye secara damai, itu bisa memberikan gambaran bahwa politik itu menarik, politik itu bukan hanya tentang perebutan jabatan, politik itu bukan hanya sekadar saling menjelek-jelekan, dan stigma negatif lainnya tentang politik. Tapi politik adalah sesuatu yang menarik dan masyarakat harus bisa menentukan pilihan secara tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun