" kamu hanya tuan bukan Tuhan "
seperti dunia yang berakhir dalam api,
ada pun yang mengatakan dunia berakhir dengan air,
apakah kalian adalah Tuhan..?
jejak para angin berhembus,
menggugurkan niat para daun yang tumbuh dengan biasanya,
banyak liang yang bertaburan bunga kesedihan,
kaki keturunan besar pun berusaha menginjakkan dirinya
paling yang teratas,
namun mata keserakahan dunia hanya sementara tuk dirinya,
tiang - tiang keyakinan dalam jalinan memudar,
memulai penuh suka waktu,
menjaganya pun penuh duka,
namun semuanya berakhir dengan kegelapan,
satu-satunya yang mengingatkanku kalau dia ada,
kalau kalian semuanya nyata,
dirinya tak punya kekuatan untuk jauh darimu,
dari apa yang tlah diri rasa, dirinya mendukung salju
yang bilang dalam api,
bahwa kehidupan begitu takut dengan kematian dunia,
tapi jika dirinya harus mati lagi,
kurasa dirinya cukup mengenal kebencian,
pikirmu tlah menindasmu dengan perlahan,
dirimu tak sadar kalau dirimu tlah lama memasuki alam sadar,
dirimu penuh lena yang mengubur akal sehat dalam tulusmu,
hingga dirimu bimbang menerjemahkannya,
lunglai raga ingin melepas sejenak jiwa,
lelah melepas logika yang menentang hati,
bungaran emosi yang mekar kembali menutup
tuk menanti terang,
maaf mimpi, dirinya tak bisa membuatmu
menari - nari,
karena dirinya masih terpasung
hitam keserakahan dirimu,
cahaya kecil, tumbuhan bangkai, binatang penguasa
serta seisi alam semesta pun hanya berkata
bahwa Kamu hanya Tuan bukan Tuhan...
stasiun tembok putih, 011114 / 21.42
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H