Mohon tunggu...
AbDee As
AbDee As Mohon Tunggu... Wiraswasta - menulis

brain next to eyes...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Kamu Hanya Tuan Bukan Tuhan"

25 November 2014   01:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:57 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

" kamu hanya tuan bukan Tuhan "



seperti dunia yang berakhir dalam api,

ada pun yang mengatakan dunia berakhir dengan air,

apakah kalian adalah Tuhan..?

jejak para angin berhembus,

menggugurkan niat para daun yang tumbuh dengan biasanya,

banyak liang yang bertaburan bunga kesedihan,

kaki keturunan besar pun berusaha menginjakkan dirinya

paling yang teratas,

namun mata keserakahan dunia hanya sementara tuk dirinya,

tiang - tiang keyakinan dalam jalinan memudar,

memulai penuh suka waktu,

menjaganya pun penuh duka,

namun semuanya berakhir dengan kegelapan,

satu-satunya yang mengingatkanku kalau dia ada,

kalau kalian semuanya nyata,

dirinya tak punya kekuatan untuk jauh darimu,

dari apa yang tlah diri rasa, dirinya mendukung salju

yang bilang dalam api,

bahwa kehidupan begitu takut dengan kematian dunia,

tapi jika dirinya harus mati lagi,

kurasa dirinya cukup mengenal kebencian,

pikirmu tlah menindasmu dengan perlahan,

dirimu tak sadar kalau dirimu tlah lama memasuki alam sadar,

dirimu penuh lena yang mengubur akal sehat dalam tulusmu,

hingga dirimu bimbang menerjemahkannya,

lunglai raga ingin melepas sejenak jiwa,

lelah melepas logika yang menentang hati,

bungaran emosi yang mekar kembali menutup

tuk menanti terang,

maaf mimpi, dirinya tak bisa membuatmu

menari - nari,

karena dirinya masih terpasung

hitam keserakahan dirimu,

cahaya kecil, tumbuhan bangkai, binatang penguasa

serta seisi alam semesta pun hanya berkata

bahwa Kamu hanya Tuan bukan Tuhan...

stasiun tembok putih, 011114 / 21.42


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun