Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Jenis Puisi Baru dan Contohnya

7 November 2020   08:20 Diperbarui: 7 November 2020   08:28 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay.com/ Edit by Azis

Sesuai janji saya kepada salah satu Kompasianer idola saya yaitu bapak Zaldy Chan. Perihal saran beliau tentang artikel saya sebelumnya yang berjudul (Tentang Syair, Sajak, Puisi dan Kiat Menulis bagi Pemula)

Ketika setelah membaca artikel saya tersebut. Pak Zaldy Chan langsung memberikan masukan sperti ini,

"Alangkah baiknya jika diberi sedikit penjelasan satu-persatu tentang istilah Distikon, Quatrein, dan Haiku, pun juga contohnya"

Memang saat itu saya sengaja tidak memberi penjelasan dan contoh tentang beberapa jenis puisi tersebut. Karena saya akan menulisnya di sini. Maklumlah penulis pemula harus banyak waktu untuk menemukan ide. Jika ada ide satu juga harus dibagi-bagi. Hehehe

 Mengenal Jenis-Jenis Puisi Baru

Ketika berbicara tentang puisi, mungkin tak akan ada habisnya. Mengingat kita banyak menjumpai berbagai bentuk puisi. Ada yang panjang, ada yang sedengan, ada yang pendek, bahkan ada yang satu bait. Tak ada masalah, sebab puisi era sekarang sudah bebas mengekpresikan.

Tapi, tak ada salahnya juga kan, Jika saya harus menuliskan jenis puisi ini? Siapa tau juga bermanfaat. Siapa tau juga masih banyak yang di luar sana ingin belajar puisi.

Berbicara puisi baru sebenarnya tak jauh beda dengan jenis puisi lama. Yang dikenal dengan suluk, syair, mantra, dan pantun. Karena disebut puisi lama, saya juga jarang menemukan itu.

Sama dengan puisi lama. Puisi baru ternyata ada beberapa jenis puisi, setelah dibedakan jenis puisi menurut bentuk dan isinya. Seperti Distikon, Quatrein, Balada dll. Sehingga banyak juga penulis puisi sekarang yang berbeda-beda bentuk genrenya.

Macam-macam Jenis Puisi Baru Menurut Bentuknya

1. Puisi Distikon

Puisi Distikon adalah bentuk jenis puisi baru. Yang terdiri dari 2 baris setiap baitnya. Biasanya puisi jenis ini akan beirama a-a atau b-b.

Contoh:

Sebagai contoh sedikit saya kasih puisi dadakan.

Aku adalah pemuja cinta
Dari bumi Kediri aku kini berkelana

Ya, menuju hatimu yang lesung
Tak membuat diriku resah dan bingung

Aku ini siapa?
Bukan lagi rahasia nona

Kediri, 07 November 2020
LPM.

Contoh di atas jelas, saya menggunakan akhiran a-a dan ung-ung.

2. Puisi Terzina

Puisi ini bisa juga disebut dengan tiga seuntai. Dalam artian tiga baris dalam satu tujuan. Seperti salah satu jenis puisi yang dipergunakan oleh Sang Maestro Eyang Sapardi dengan judul Aku Ingin. Coba kita simak!

Contoh:

Aku Ingin

Karya : Sapardi Djoko Damono

 

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

(1988)

 Dari dua bait puisi Eyang di atas. Kita telah mengerti apa yang dimaksud tiga seuntai. Perihal satu bait yang terdiri dari tiga baris, namun masih dalam 1 tujuan.

3. Puisi Quatrain

Adalah puisi yang terdiri dari 4 baris dalam 1 baitnya. Puisi ini sering kita jumpai. Bahkan banyak dari Kompasianer yang saya amati menggunakan Puisi Jenis ini.

Contoh:
 
Seperti puisi karya mbak Ari Budiyanti berikut ini. Selalu konsisten dengan 4 baris 1 bait. Dan lebih menariknya lagi, mbak Ari kerap menyelipkan kosa kata yang asing di mata pembaca.
Ada sebuah kisah ingin kubagikan
Yang tersembunyi di sebuah angan
Tentang seseorang yang kukira seniman
Menggenggam kuas kecil untuk sebuah lukisan

Kupandangi di kejauhan
Saat dia terdiam dalam kenangan
Tak jua nampak satupun goresan
Hanya ada kanvas kosong di hadapan

....

Baca lebih lengkapnya di sini

4. Puisi Quin

Puisi Quin ini adalah puisi yang terdiri dari 5 baris per baitnya.

Contoh:

Di warna pelangi sejuta rasa
Aku pertaruhkan rinai jiwa di bilah-bilah tirani yang membasah
Merebah pualam pada tanah
Di mana bernaungnya jiwa
Kala bimbang rindu merancu di jeda luruh yang meruah

Wahai amor yang menjelma di rahim tiap syair aksara hitam bertinta
Cabutlah anak panahmu pada luka
Patahkan pula pada busu bidikmu di bait puisi
Redamkan sendinya luka agar cinta merona
Bersama rindu yang menguntum

....

(Puisi saya yang berjudul Amor di bait-bait tintaku)

Kediri, 11 Oktober 2020

5. Septime

Puisi jenis Septime ini juga termasuk puisi baru. Di mana setiap baitnya terdiri dari 7 baris. Biasanya puisi jenis Septime muncul ketika hati seorang penulis sedang menggebu.

Contoh:

Coba kita lihat puisi mbak Ainul Hidayah. Kompasianer muda yang berdominan dengan  Puisi-puisi apiknya.

....

Aku malu pada diksiku
Menertawakan bayangku yang terus merajuk meminta temu padamu ,padahal kau belum tentu juga rindu.
Ingatkah satu purnama lalu .
Ketika aku memberi pola hati pada linen yang kita buat bersama.
Pada tepat waktu itu aku selalu merajuk pada Tuhan.
Agar kita selalu  menatap senja dalam teduh yang sama .
Niscaya Koda bahagia selalu menyertai kita.

....

Selengkapnya bisa di klik

6. Oktaf/ Stanza

Puisi ini juga tergolong puisi baru. Dimana puisi yang terdiri dari 8 baris dalam 1 baitnya.

Contoh:

Sinar rembulan teralihkan ke wajahmu
Netra lentik nan syahdu meneduhkanku
Paras ayu berseri; mempesona
Hatiku terpelenting jauh dalam kesemuan bayangnya
Retina biru indah penggoda
Tatapan sayu perepih jiwa
Jantung berpacu maraton tak hentinya
Desir darag mengalir deras bak air bebas

7. Haiku

Ketika berbicara tentang haiku, mungkin ada beberapa pertanyaan. Perihal kata Haiku berasal dari Negara Jepang. Karena memang sejatinya puisi jenis Haiku ini berasal dari sana.

Saat ini puisi Haiku sudah tersebar di beberapa negara, seperti Indonesia. Haiku adalah puisi pendek yang menggunakan bahasa sensorik untuk menangkap perasaan atau gambar. Inspirasinya kerap berasal dari elemen alam, momen indah, atau pengalaman mengharukan.

Contoh

(1)
Malam yang hitam
Tanpa bulan dan bintang
Tanpa kau juga

(2)
Bulan sepasi
Harum melati samar
Terbawa angin

Jenis Puisi Baru Menurut Isi

Selain bisa kita lihat dengan bentuknya. Puisi baru juga bisa dilihat dengan isi. Banyak sekali ciri penulis puisi yang berbeda-beda. Sayapun belajar dari mereka.

1. Balada

Puisi Balada ini biasanya bercerita tentang cerita rakyat atau kisah. Menurut KBBI, balada adalah sajak sederhana yang mengisahkan cerita rakyat yang mengharukan.

Contoh:

Aku prihatin pada mereka
Petani yang kini meneteskan air mata
Perihal ladang diserang hama
Menangis ia merana pada nasib yang kian meronta

2. Hymne

Puisi Hyimne ini termasuk puisi baru. Yang biasanya puisi ini di tujukan kepada yang dimuliakan. Seperti kepada Tuhan, Pahlawan, dan Tanah Air

Contoh:

Tuhan,
Kutitipkan duka ini kepadamu
Tanah airku sedang mengeluarkan air mata hingga menjadi mata air.
Jaga ibu pertiwiku Tuhan.
Kuatkan ia.

3. Epigram

Kata epigram sendiribberasal dari bahasa Negara Yunani, epigramma, berarti nasihat, pedoman, teladan, atau ajakan untuk melakukan sesuatu yang baik.

Contoh:

Meskipun sudah terbiasa,,,
apakah percaya sepenuhnya.

Tak jarang luka ditangan kiri,
oleh perlakuan tangan kanan.

Bukan curiga tapi waspada,
tidak salah bila berhati-hati.

Meski teman sekuah senasi,
bahkan saudara sekandung.

Sedalam-dalamnya samudera,
ada yang dapat mengukurnya,
tetapi hati seorang manusia,
siapa yang bisa menebaknya.

4. Romansa

Puisi Romansa atau romance adalah puisi yang berisi tentang kasih sayang penulis terhadap yang dicinta. Puisi ini biasanya lahir dari penulis muda seperti saya. Bisa kita lihat di puisi-puisi saya hampir 70% tercipta di jenis puisi ini.

Contoh:

Rindu
Ku ingat itu tanpa luka
Waktu kita terpisah
Ku ingat lagi kembang tawamu di dermaga itu
Saat senja
Perlahan merayap ke ujung rahim-mu
Ku ingin pergi
Membelih sepotong kue dan secangkir kopi
Memahatnya tuk rasamu
Biar sua ini lebih mengepul di ujung api
Aku salah satu yang mencintai-mu
Labuhkan kepala-mu ke tiang lengan-ku
Bernapaslah

Kediri, 07 November 2020
LPM

5. Elegi

Puisi Elegi juga termasuk jenis puisi baru. Puisi ini berisi tentang duka, ratapan, kesedihan. Biasanya puisi ini bertema tentang kematian/ kehilangan.

Contoh:

Mah, seratus enam puluh lima hari
Tepat hari ini, aku mengenang kepergianmu
Sedih rasanya aku mengingatmu Mah
Perihal kerinduanku kepada elus lembutmu
Tagihanmu 1 per harimu
Dan masakan khas senyummu

Mah, tenanglah di surga.
Aku selalu berdoa

Kediri, 07 November 2020

LPM

6. Satire

Berbicara tentang puisi jenis ini. Saya teringat beberapa tahun lalu. Ketika saya sedang asyik-asyiknya merangkul puisi ini.

Terang saja puisi ini adalah puisi pemberontak. Karena puisi satire biasa menggunakan kata-kata yang penuh dengan ironi, sarkasme yang terkadang mengundang parodi. Puisi ini biasanya diciptakan untuk menentang sosial atau pemerintahan.

Contoh:

Ayah..
Jikalau nanti aku mati di medan perang
Biarkan aku aku mati di tangan kiri
Yang tak pernah mengenal kata iri

Yah,
Jika kau bertanya
Mau dikemanakan tangan kanan
Maka izinkan tangan ini turun ke jalan
Menentang pemerintahan yang semakin lama semakin mematikan

Kediri, 07 November 2020

LPM

Demikianlah jenis-jenis puisi baru sepengetahuan saya. Maka tak salah jika banyak orang yang bilang, puisi sekarang ini bebas. Karena dilihat dari jenisnya, puisi baru ini ternyata begitu banyak.

Maka, teruntuk kalian yang ingin belajar puisi. Belajarlah segera mungkin, sebelum belajar dilarang. Jangan jadikan penjelasan di atas sebagai patokan. Tapi berkaryalah dulu, lalu tentukan karya kita berada di jenis puisi yang mana.

Sekian, semoga bermanfaat. Serta kritik dan saran pun saya nantikan.

Salam Literasi
Salam Bahasa
Salam Seni dan Budaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun