"Pemula tidak usah memikirkan itu dulu Iya.
Hematku, itu akan membuat berat saat memulai langkah menulis puisi. Penulis sejati akan menulis dengan mengalir".
Saya sependapat dari penjelasan beliau. Bahwasanya ketika kita ingin menulis, ya sesegera mungkin untuk menulis. Perihal majas atau diksi? Nanti akan datang pada saat yang tepat.Â
Kenapa saya bisa bilang seperti itu? Berawal dari pengalaman saya yang masih NOL dalam berpuisi. Saya diajak oleh salah satu Kompasianer juga. Yang baru-baru ini dinobatkan sebagai salah satu Srikandi Puisi di Kompasiana.Â
Mbak Ari Budiyanti, siapa yang tidak kenal beliau? Ya, dari beliau saya dikenalkan Kompasiana untuk menulis puisi-puisi saya. Awalnya sempat minder, perihal di Kompasiana ini adalah orang-orang hebat. Lah saya? Cuma orang yang setiap harinya menghadap ke kompor untuk memasak.
Di sisi lain saya minder karena saya rasa puisi saya tidak pantas untuk dibaca oleh orang-orang hebat. Satu Minggu merangkak, dua Minggu berjalan. Oh tidak, saya salah sangka. Banyak juga apresiasi yang saya dapat. Bangga rasanya hati ini. Dan banyak juga Kompasianer yang Puisinya menggunakan bahasa sederhana namun sampai ke Pembacanya.
Terimakasih Kompasiana, panjenengan sudah mengenalkan saya kepada orang-orang hebat.
Terimakasih mbak Ari Budiyanti, panjenengan sudah selalu sabar membimbing saya. Dan selalu tegas untuk menguatkan saya agar terus menulis.
Salam hangat saya dari Bocah ndeso Kediri.
Abdul Azis Le Putra Marsyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H