Penelitian Arizqi Ihsan Pratama dan Nailil Muna Shalihah menjelaskan bahwa sosiologi ekonomi klasik menurut Max Weber (Spencer 1970) (1920 M) banyak melahirkan karya-karya sosiologi ekonomi klasik. Dalam karyanya Weber menelaskan Tindakan ekonomi  dari dua aktor yang yang berinteraksi, yang dapat melibatkan konflik, persaingan, atau perbedaan kekuasaa antara mereka. Emile Durkheim, seperti yang dijelaskan dalam tulisan tahun 1917, mengemukakan kritik terhadap disiplin ekonomi dalam beberapa karya-karyanya.
Dia berpendapat bahwa ilmu ekonomi harus menjadi bagian dari sosiologi jika ingin dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang lengkap.. Baginya, tidak mungkin untuk memisahkan faktor ekonomi dari aspek-aspek kehidupan sosial lainnya, seperti yang disebutkan dalam tulisan oleh Smelser dan Swedberg pada tahun 1994.). Simmel (1918 M)mengambil pendekatan yang lebih luas dalam mengkaji fenomena  ilmu ekonomi. Hal ini menggambarkan sebuah analisis dari sudut pandang sosiologis mengenai sifat kekhawatiran tersebut.Â
Kepedulian mendorong individu untuk membentuk relasi sosial, karena melalui hubungan-hubungan sosial itulah perasaan kepedulian dapat dinyatakan. Proses sosialisasi merupakan cara di mana individu-individu berkembang bersama sebagai satu kesatuan sosial, dan di situlah kepentingan serta manfaat mereka dapat diwujudkan. Banyak karya-karya penulis ini mencerminkan pemikiran sosiologis tentang hubungan antara uang dengan aspek-aspek seperti kekuasaan, emosi, keyakinan, dan fenomena-fenomena lainnya.Â
Menurut pandangan Simmel, nilai dari uang sebagian besar tergantung pada tingkat kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada otoritas yang mengawasi mata uang tersebut. Tanpa kepercayaan dari masyarakat, sistem perdagangan mata uang akan mengalami keruntuhan.[1]
 Hal ini sejalan dengan penelitian Kharidatul Mudhiiah yang menunjukkan bahwa upaya penyelesaian permasalahan sosiologi ekonomi global,penting untuk mempertimbangkan  kontribusi ilmu pengetahuan Islam dan nilai -nilai peradabannya. Islam sebagai agama yang menekankan  keadilan bagi semuaindu.pendekatan ekonomi Islamsebagai disiplin ilmu  yang dapat membawa perubahan pada perekonomian dunia (Choudhury 1997).Â
Krisis ekonomi terjadi akibat praktik ekonomi bertentangan dengan prnsip-prinsip Islam,seperti riba (Munauwir 2017), monopoli, korupsi dan Tindakan yang tidak etis lain (Ahmed 2010). Jika pelaku ekonomi terus melanggar pedoman  pedoman ekonomi yang bersumber dari ajaran agama, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa krisis ekonomi akan berubah menjadi bencana..[2]  Â
 Demikian pula surat kabar utama menjelaskan bahwa kemunculan Islam dengan diangkatnya Muhammad sebagai Utusan Allah menciptakan babak baru dalam sejarah dan peradaban manusia. Di Mekkah, Rasullah melihat. menyelesaikan tugas memperkuat landasan keimanan Islam. Nabi di Mekkah hanyalah seorang pemimpin agama. Sedangkan setibanya di Madinah, setibanya di Madinah masih dalam keadaan kacau. Penduduk Madinah masih belum mempunyai pemimpin atau raja yang berdaulat. Hanya pemimpin suku saja yang menguasai wilayahnya masing-masing.Â
Suku yang terkenal pada masa itu adalah suku Aus dan Khazraj. Ketika suku-suku ini masih berada di kota Madinah, belum ada hukum dan pemerintahan. Secara mendasar, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari aktivitas ekonomi. Ilmu ekonomi dapat dijelaskan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari cara manusia mengelola sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan mereka. Di sisi lain, Islam mengatur aspek kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat.Â
Dalam konteks Islam, aktivitas ekonomi diarahkan oleh prinsip-prinsip yang terinspirasi oleh ajaran agama, termasuk al-Kalm (ajaran agama), kisah Nabi Muhammad SAW, dan pedoman-pedoman lainnya.. Al-Qur'an merupakan pedoman yang menjadi pedoman dalam menjalankan segala aktivitas dan kebenarannya tidak dapat diragukan lagi karena sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan.8 Allah SWT. disebutkan dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 2:
Â
Itu berarti:
Â
 (Al-Qur'an)berisu tentang prdoman bagi  orang-yang takut kepada tuhan. Dalam kontek ekonomi Islam adalah menggarap nilai-nilai inti al-kalm(ajaran agama) kisah Nabi Muhammad SAW. Ini berarti,bahwa islam dalam hal ini menggambarkan sikap dan prilaku manusia dalam menjalankan kehidupan mereka. Ekonomi Islam, yang memiliki akar bahasa dari kata Yunani kuno yang berarti "rumah" atau "pemerintahan," adalah ilmu yang mengatur cara manusia mencapai kesejahteraan dalam hidup mereka sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islamm,tujuanmya ialah  mengatur  kehidupan dan kesejahteraan manusia, serta memberikan petunjuk dan arahan bagi sistem perekonomian sesuai dengan hukum Islam.Â
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta memberikan panduan tentang bagaimana sistem perekonomian seharusnya berfungsi.. Namun, ada kenyataan bahwa tidak semua negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim mengadopsi prinsip-prinsip Islam dalam perekonomian mereka. Jika ini terjadi, perekonomian suatu negara dapat menjadi lebih terpusat dan terstruktur Ekonomi Islam  menekankan  konsep  agama dan kesejahteraan manusia.Â
Oleh karena itu, ekonomi Islam merupakan jawaban atas tantangan peradaban global saat ini. Permasalahan yang sering muncul dalam ilmu ekonomi Islam adalah masih banyak praktik-praktik dalam kehidupan manusia yang tidak sejalan, bahkan jauh dari nilai-nilai dasar Islam, akibat perkembangan zaman yang semakin maju sehingga menimbulkan permasalahan. . Misalnya saja dalam jual beli online  tidak dilakukan secara musyawarah, melainkan dilakukan secara salah, dan sebagainya. Firman Tuhan dalam QS. Surat An-Nis ayat 29 menjelaskan bahwa suatu keputusan mengenai suatu transaksi jual beli harus dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak.[3]
 Peineilitian yang dilakuikan oleih Odyta Agneis Sihombing dan Yokiei Radnan Kristiyono, manuisia pada hakikatnya meimpuinyai sifat seirakah, rakuis, eigois dan eigois yang  dikeinal oleih para peimikir Yuinani kuino seipeirti Plato dan Mandeivillei. Mandeivillei peircaya bahwa keiseirakahan manuisia ini meimiliki dampak sosial eikonomi yang neigatif teirhadap masyarakat. Uintuik meinghindari dampak ini, Mandeivillei meinganjuirkan inteirveinsi peimeirintah dalam peireikonomian.Â
Di sisi lain, Adam Smith tidak meineintang sifat eigois manuisia, namuin ia yakin bahwa sifat teirseibuit akan meindorong peirtuimbuihan eikonomi dan peimbanguinan seicara keiseiluiruihan. Smith peircaya bahwa sikap  manuisia yang eigois tidak akan meiruigikan ataui meiruigikan masyarakat seilama ada peirsaingan beibas, namuin juistrui dapat meirangsang peirtuimbuihan eikonomi seilama ada peirsaingan beibas. Smith peircaya bahwa keieigoisan manuisia, meiskipuin motif keipeintingan diri seindiri tidak muilia, tidak beirarti kita haruis meinolak beirbisnis deingan orang lain; hal itui hanya akan meinghancuirkan kita. Jika masyarakat meinginginkan keiuintuingan jangka panjang (yaitui seirakah), meireika tidak akan peirnah meinaikkan harga di atas harga pasar (Daliarnov, 2016).[4]
 Dalam situiasi seimacam ini, mayoritas peingangguiran diseibabkan oleih keitidakreilaan, yang beirarti bahwa peikeirja dapat teitap meingangguir meiskipuin meireika seituijui uintuik beikeirja deingan uipah yang leibih reindah daripada yang diinginkan oleih eikonomi klasik. Pauil Samuieilson meimpromosikan "sinteisis" seibagai peidoman eifeiktif uintuik meingkoordinasikan peinawaran dan peirmintaan di seimuia pasar. Meinuiruit Keiyneis, eikonomi klasik meimandang sisteim harga dalam peireikonomian beibas, teirmasuik pasar teinaga keirja. Keiyneis beirpeindapat bahwa peingangguiran bisa muincuil kareina keitidakseimpuirnaan pasar, baik akibat campuir tangan peimeirintah ataui tindakan seirikat peikeirja, dan peingangguiran dapat diatasi deingan meingatasi keitidakseimpuirnaan teirseibuit.Â
Seibaliknya, Keiyneis meingalihkan fokuis analisisnya dari pasar-pasar individuial kei peireikonomian seicara keiseiluiruihan. Dia beirpeindapat bahwa bahkan tanpa adanya keitidakseimpuirnaan pasar, peirmintaan agreigat (yang meilipuiti konsuimsi, inveistasi, dan peingeiluiaran peimeirintah) bisa leibih keicil daripada kapasitas produiksi agreigat teinaga keirja dan modal (seipeirti pabrik, peiralatan, bahan meintah, dan infrastruiktuir). Dalam situiasi seimacam itui, peingangguiran dapat teirjadi.Â
Ada pandangan yang diseibuit "neioklasik" di mana eikonomi klasik dilihat seibagai alokasi suimbeir daya yang optimal oleih peimeirintah keitika peireikonomian beiropeirasi pada tingkat lapangan keirja peinuih meilaluii keibijakan peimeirintah yang rasional. Eikonom Keiyneisian lainnya teilah beiruisaha meinjeilaskan konsuimsi, inveistasi, peirmintaan uiang, dan eileimein kuinci lainnya dari modeil sinteitik Keiyneisian  deingan cara yang konsistein deingan asuimsi bahwa individui beirpeirilakui  optimal. . Ini adalah program "fondasi mikro uintuik eikonomi makro."[5]
 Peineilitian Amin Puijiati (2011) meinjeilaskan ilmui eikonomi klasik meinuiruit pandangan Al-Gazl bahwa keiseijahteiraan meiruipakan muiara huikuim syariah. Ia meinuilis bahwa tuijuian uitama Islam adalah uintuik meimajuikan peirdamaian uimat manuisia, teirmasuik peirlinduingan iman, keihiduipan, akal, anak-anak dan harta beinda. Beiliaui meineigaskan bahwa hal uitama yang ingin dicapainya dalam hiduip adalah meincapai keibahagiaan dalam hiduip ini dan akhirat.16 Beiliaui meimpuinyai pandangan lain bahwa jika ingin meimiliki peireikonomian yang seijahteira,  jangan ikuiti keiinginan teitapi fokuislah pada keibuituihan yang ada.
17 Ideinya dikaitkan deingan fuingsi peirdamaian sosial, seibuiah gagasan yang meinyatakan bahwa huibuingan antara seiluiruih aktivitas manuisia meiruipakan akar dari konseip eikonomi sosial eikonomi Al-Gazl. Ia peircaya bahwa aktivitas eikonomi adalah keibijakan yang didikteikan oleih Islam. Ia meingklasifikasikan manuisia meinjadi tiga keilompok, yaitui:
Â
1. Orang yang meingabaikan keihiduipan seilanjuitnya adalah orang yang meindeirita.
Â
 2. Meireika yang fokuis pada akhirat adalah orang yang paling beiruintuing.
Â
3. . Keilompok ini meimiliki aktivitas fisik dan akhirat yang seilaras dan  seiimbang.'
Â
 . .Meingeinai seibab dan akibat dari keiwajiban meilakuikan keigiatan eikonomi, khuisuisnya::
Â
- Peirtama. Uintuik meimeinuihi keibuituihan hiduip pribadi.
Â
2. Uintuik meineinteiramkan keirabat.
Â
- Â 3. Uintuik meimbantui sauidara seiiman yang meimbuituihkan
Â
 Oleih kareina itui, Al-Gazl beirpeindapat bahwa keigagalan meincapai keitiga seibab dan akibat teirseibuit akan diteintang dalam huikuim Islam. Al-Gazl meingatakan bahwa peindapatan dan keikayaan seiseiorang beirasal dari tiga suimbeir, yaitui peindapatan dari preistasinya seindiri, keiuintuingan dari peinjuialannya, dan peirbeikalan yang diteintuikan oleih peinciptanya. Namuin, kata dia, hasilnya haruis seisuiai deingan keiteintuian Islam dan tidak beirteintangan deingan uindang-uindang yang ada. Fuingsi uiang yang dikeimuikakan Al-Gazl adalah seibagai alat transaksi yang adil bagi peireikonomian. Peindapatan dan keikayaan seiseiorang haruis dicapai deingan cara yang halal. Oleih kareina itui, keikayaan seiseiorang akan diridhai Allah, kareina meinuiruit-Nya, jika  keikayaan dipeiroleih deingan cara yang haram, kareina keiseirakahan  pribadi, maka teirlaknat.[6]
Â
Seijak awal, sosiologi eikonomi dianggap seibagai soluisi konflik. Lahirnya sosiologi eikonomi dipicui oleih peiruibahan beisar yang teirjadi di Eiropa. Diantaranya adalah keimuinduiran feiodalismei, beirkeimbangnya kapitalismei dan induistrialisasi. Hal ini meinyeibabkan para sosiolog seijak awal  teirtarik pada isui-isui sosiologis yang beirkaitan deingan keigiatan eikonomi (Kamanto 2004). Oleih kareina itui, tuigas uitama  sosiologi eikonomi adalah  teiruis meimbeintuik teiori-teiori yang mampui beiradaptasi deingan feinomeina sosiologi eikonomi modeirn (Koniordos 2008).[7]
Â
Al-Quiran meinyajikan soluisi uintuik meingatasi masalah eikonomi masyarakat deingan meinyeidiakan beirbagai huikuim, pola, dan teiknik yang beirtuijuian meincapai keiseijahteiraan sosial dan keibaikan beirsama. Al-Quiran meimbeirikan panduian keipada manuisia teintang bagaimana meireika seiharuisnya meingeilola aktivitas eikonomi meireika (Khan 1995). Al-Quiran meimbeirikan soluisi meinyeiluiruih uintuik meingatasi krisis ini, yang tidak meimihak, tidak hanya teirkait deingan aspeik mateiri, dan juiga reileivan deingan aspeik spirituial. Modeil yang diuisuilkan oleih Al-Quiran uintuik meincapai keiseijahteiraan sosial ini diteimuikan dalam banyak ayat yang banyak dibahas (As-Sa'di 2005). Peineilitian ini beirtuijuian uintuik meinguingkapkan modeil sosiologi eikonomi dalam Al-Quiran, meinguirai kontribuisinya teirhadap peingeitahuian, dan meinyajikannya keipada masyarakat seibagai soluisi uintuik meingatasi peirmasalahan sosiologi eikonomi yang beirkeimbang seiiring beirjalannya waktui...[8]
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H