Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB. Terakhir, yang bisa menyebabkan WB adalah *terlalu perfeksionis.*
Ibu Bapak hebat, masih ingat kisah saya menulis diary berbahasa Inggris yang saya ceritakan di awal?
Jika saya membuka kembali diary berbahasa Inggris yang saya tulis saat duduk di kelas 2 SMP, saya akan tersenyum bahkan tertawa sendiri.
Bagaimana tidak? Grammar nya saja _banyak yang tidak sesuai_, tapi saya tetap PD menulis. tak hanya satu, ada dua atau tiga diary. Tapi, justru itulah *salah satu kunci menghadapi WB*
Bila saat itu saya terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisan saya sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya diary berbahasa Inggris itu tidak akan pernah rampung.
Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah *free writing* atau menulis bebas.
Nah, jadi siapa di sini yang masih khawatir tulisannya tidak dibaca? Khawatir dinyinyir orang? Khawatir dikritik ahli? Khawatir tulisannya nggak bagus? Dan masiiih banyak kekhawatiran lainnya.
Setelah menyimak dengan seksama materi yang diberikan oleh Bu Ditta lalu saya menanyakan hal yang sering saya alami.
Assalamu'alaikum
Nama saya Rahman Sumenep, Mau tanya bu, bagaimana cara kita untuk menghilangkan rasa keragu-raguan saat menulis, karena ide mandek di tengah jalan. Terima kasih
Bu Ditta memberikan jawaban yang inspiratif menurut saya:
Menurut Bu Ditta, menulis dengan teknik free writing alias menulis bebas. Saat mandek, coba tulis saja:
"Sekarang ini saya sedang buntu menulis. Entah mengapa tiba-tiba mandek. Seperti sedang berlari sprint lantas menabrak tembok .... dst."
Atau bisa juga: