" Mesen pentolla paempak mak", kata Malik kepada penjual pentol itu.Â
Sambil menunggu pentol matang, mereka lanjut main petak umpet, permainan lama yang sekarang sudah tak lagi terlihat dimainkan anak-anak.Â
"Sut deddi Laila sut menang"
Sebelum bermain, mereka biasanya membuat kesepakatan melalui metode permainan lama, yakni berpasangan dengan menimpali tangannya dengan permainan mirip dengan batu, gunting, kertas.Â
" Lah, zaki kalah!"kata Udin.Â
Kemudian Zaki mulai menutup matanya dan menghitung mundur dari angka sepuluh. Permainan itu berlangsung seru dan berlangsung sekitar 15 menit. Hujan pun mulai reda, dan aktivitas orang-orang mulai kembali dan memadati jalanan.Â
 Tiba-tiba Sam berlari dengan wajah pucat.Teman-temannnya pun kaget dan menghampiri.
"Kenapa Sam?" kata Malik,yang menanyakan hal itu kepada Sam."Aku melihat ibuku dikejauhan,memakai baju warna merah. Aku duluan yah, gimana nih?".Keliahatan panik, Sam lalu pergi meninggalkan temannya.Â
Dan ternyata benar.Ibu Sam sudah sampai di rumah, dengan wajah pucat dan baju yang basah kuyup, akhirnya Sam beranikan diri masuk ke rumah lewat pintu samping.Â
Gubrak!!.Sam membuka pintu disamping rumahnya.Dengan langkah pelan, Sam langsung pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya yang penuh lumpur.Â
Kemudian, Sam pergi ke kamarnya sambil menahan dingin karena habis main hujan. " Sam.. Sam" ibu Sam memanggil dengan nada tinggi.Â