Bus klub mengantarkan pemain dan staf pelatih City menuju Etihad Stadium. Seperti biasa, mereka disambut oleh para pendukung tercinta di depan pintu utama. Namun, ada sebagian penggemar berperilaku cukup anarkis, meski aksi mereka terbilang tidak separah fans bola negeri +62.Â
Mereka sontak menyambut tim dengan bom asap, sembari meneriakkan satu kalimat,"Turun dengan satu miliar di bank"
Slogan itu ejekan. Tegas, diperuntukkan kepada siapapun yang ingin City relegasi ke divisi lebih bawah.Â
Kenyataannya, slogan itu bukanlah sembarang ejekan. Itu tidak salah. The Citizens memang terbukti sukses mengantongi miliran duit di bank.Â
Mengapa tidak, The Sky Blues meraih peringkat pertama dalam Deloitte Football Money League per 19 Januari 2023. Total pendapatan klub bahkan mencapai 644,9 juta euro. Kemenangan ini menegaskan bahwa finansial mereka adalah yang terbaik diantara seluruh klub di dunia. Â Â
Tapi, ejekan itu bukan untuk menunjukkan bahwa City klub kaya raya. Satu dekade terakhir, semua orang tau kalau klub ini milik juragan minyak. Buat apa dipamerkan lagi.Â
Para fans hanya ingin menyadarkan 'musuh' City akan sesuatu: biarpun turun kasta, tapi klub kesayangan mereka tidak akan semudah itu kembali menjadi tim medioker. Jika benar terdegradasi, para fans yakin klub kesayangan mereka akan segera bangkit kembali. Duit-duit masih melimpah di brankas City.Â
"Jadi, apa yang harus mereka takutkan?" YA, sanksi degradasi lah. Pakai tanya segala.
Adegan Kedua
Selanjutnya tidak kalah unik. Adegan ini terjadi sebelum peluit dibunyikan, sebagai tanda memulai pertandingan.
Sebelum kick-off, para pemain berbaris di lapangan sembari diiringi oleh anthem Liga Premier Inggris. Itu terjadi sebagaimana lazimnya laga Premier League berlangsung.
Alih-alih menikmati, para penggemar serempak mencemooh lagu kebangsaan Premier League tersebut. Seketika tribun di Etihad Stadium bergemuruh. Sorakan itu menjadi 'pernyataan perang' dari para Citizens kepada pengelola liga utama di Inggris itu.