Mohon tunggu...
Abby Crisma
Abby Crisma Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Allah Biasa | Anak'e Ibu | Citizens

Simply, writing for relaxing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kegagalan

3 Februari 2023   18:36 Diperbarui: 12 Februari 2023   16:14 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lament the failure (A photo by Timur Weber via pexels.com)

Baiklah kalau itu benar, lalu kegagalan semacam apa yang mampu membuat seorang pria berida kehilangan wibawanya. Kemana pikiran dewasa yang sudah kuanggap sejak kesan pertama. Malahan kini, dia lebih terlihat kekanak-kanakan, berbanding terbalik dengan perawakannya. 

Sampai aku berhasil menyimpulkan bahwa, benar, dia depresi. 

Semua prasangkaku sebelumnya mendadak corakkan kewajaran. Hingga akhirnya, aku berupaya lagi menelisik pengalamannya, memastikan kegagalan seperti apa yang berhasil menyebabkan dia menderita seperti ini. 

Dengan memahami akarnya, mudah-mudahan aku bisa memberikan secercah semangat dan pertolongan, meskipun besar dugaan, tawaranku nanti tidak seperti apa yang diharapkannya.

Pertanyaanku yang lebih rinci kembali menginterogasi, "Gagal? Gagal gimana?"

Yah, dia diam lagi. Bibirnya bergetar, tapi enggan hasilkan suara. Alhasil, kupermudah saja dialog yang riweuh ini.

"Kamu gagal karena nggak dapat kerja? Atau diputusin pacar? Ditinggal nikah?  Atau bagaimana sih? Ayolaahhh," cecarku mendetail.

Tepat ketika pertanyaanku berakhir, pria tersebut buru-buru menyela, "Bukan bukaannn."

"Terus kenapa?" lanjutku.

"Aku gagal, aku gagal karena gapernah memulai sesuatu. Aku takut, dan aku sengsara karena itu. Aku tau penyesalan bakal selalu datang di akhir, dan sungguh, itu terjadi sekarang. Itu selalu mengusik. Pikiranku kacau."

Aku cukup terkejut mendengar penjelasannya, sekaligus prihatin. Sependek pengetahuanku, seperti ini adalah jenis kegagalan yang paling parah. Sangat dihindari banyak orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun