Terakhir, saya menyarankan agar komunitas/kelompok teater atau gabungan antar-sekolah diperbolehkan untuk mendaftar pada Festival Teater Pelajar. Saran ini muncul karena ada beberapa kondisi riil yang membuat beberapa anak di sekolah tidak mendapatkan ruang dan/atau tidak dapat menampilkan pertunjukan dengan optimal. Beberapa faktornya antara lain:
Tidak ada ekstrakurikuler teater di sekolah.
Ekstrakurikuler Teater di sekolahnya kurang diminati sehingga tidak banyak pelajar yang ikut dan teater di sekolah tersebut tidak berkembang.
Tidak ada dukungan dari sekolah.
Dll.
Kondisi-kondisi tersebut di atas harus menemui jalan keluar. Menurut hemat saya, karena kegiatan Festival Teater Pelajar ini ada di bawah Dinas Kebudayaan, bukan Dinas Pendidikan, maka cukup masuk akal jika para seniman/komunitas teater yang memiliki anggota pelajar atau usia pelajar dapat mendaftarkan diri atas nama komunitas teater dan bukan hanya atas nama sekolah. Jadi, bukan hanya kepala sekolah yang dapat menjadi "stakeholder"/penentu, apakah pelajar bisa ikut atau tidak dalam festival; tetapi seniman/komunitas teater juga dapat menentukan karena ia bisa mendaftar atas nama komunitasnya bersama anak-anak pelajar/usia pelajar yang ada di komunitasnya.Â
***
Semoga Festival Teater Pelajar dapat menjadi ruang regenerasi manusia teater yang unggul dan terbuka bagi seluruh remaja, khususnya di Jakarta!
Jakarta, 6 Juli 2024
Juri Kurasi FTP Jakarta Pusat
Muhamad Habib Koesnady