Dari dalam Suriah terdapat kisah peperangan dan pembunuhan yang masif, penyiksaan dan penghancuran kekuatan masing-masing bahkan terhadap warga yang tidak bersalah.
Penghancuran dari luar Suriah adalah bentuk-bentuk dukungan militer, finansial peperangan hingga sanksi ekonomi, boikot, pengucilan, intervensi, insurgensi dan serangan-serangan sporadis oleh AS, Iyang Israel dan Turki di utara negeri yang pernah berjuluk "Craddle of Civilization" (Pintu Gerbang Sejarah) tersebut.
Begitu ambisiusnya proksi pro pemberontakan termasuk AS sehingga awalnya mengeluarkan kebijakan "kelompok Teroris" kepada Al-Nusra/ HTS kini menyebutnya kelompok militan Mujahidin.
Masih di pihak luar, Turki yang telah sepakat dalam perjanjian marathon dengan Iran dan Rusia dalam sejumlah pertemuan Astana, Sochi pun harus melanggar perjanjian yang telah disepakati, antara lain, menciptakan zona demiliterisasi di sepanjang Jalur M4 antara Jisr As-Shugur- Idlib - Albab sedalam 15 km dan joint Patrol di sejumlah ruas tertentu jalan M-4 tersebut.
Pos-pos pemantau Turki yang memang diakui Rusia berada di sejumlah titik di perbatasan M-4 dan dalam koridor sedalam 15 km tersebut aktif memantau situasi dan perkembangan posisi Suriah setiap saat.
Sementara itu dron pemantau AS bekerja siang malam melihat posisi tentara Suriah dengan alasan memantau pergerakan Hizbullah atau milisi Iran diantara Aleppo hingga Albukamal di perbatasan Irak.
Dalam posisi Turki dan AS juga Israel memainkan peranannya, pemerintahan Bashar al-Assad yang mengandalkan Rusia dan Iran dalam 13 tahun tekanan akhir-akhir ini seperti tenang dalam zona nyamannya. Sepertinya sudah cukup bagi Bashar Al-Assad mendapatkan status quo kekuasaan seperti itu.
Pasukan Suriah sibuk dengan kegiatan kurang produktif. Latihan militer terjun payung, terlibat proyek pemulihan infrastruktur dan rekrutmen seadanya. Merasa mampu mengendalikan Suriah dalam tingkat darurat seperti dia pikirkan.
Pemerintah dan intelijen militer Suriah mungkin lengah memantau perbatasan, pergerakan dan kekuatan lawan terutama di kota Al-Bab, Idlib dan kota satelitnya Al-Atarib dan Jisr As-Shugur kantong-kantong mobilisasi dan titik kumpul utama perlawanan terakhir tersebut.
Kini "Craddle of Civilization"itu terkulai, akibat terbukanya pintu gerbang sejarah pertikaian baru bagi Suriah.